Disarikan Ani Purwati – 26 Jun 2011
Sebagian besar Para Pihak menegaskan kembali seruannya untuk sesi berikutnya di musim gugur untuk memajukan kerja yang dilakukan dalam kelompok informal Kelompok Kerja Ad-hoc Aksi Kerjasama Jangka Panjang (Ad-hoc Working Group on Long-term Cooperative Action – AWG-LCA) di bawah Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change – UNFCCC) sebelum sesi terakhir yang akan diselenggarakan di Durban pada akhir tahun.
Menurut Laporan Hilary Chiew dan Meena Raman dari Third World Network (16/6), beberapa Pihak, baik dari negara maju maupun berkembang membuat seruan ini pada sesi keempat dari AWG-LCA yang diadakan pada tanggal 15 Juni di Bonn mengikuti kemajuan dalam diskusi di bawah kelompok informal.
Ketua AWG-LCA, Daniel Reifsnyder (Amerika Serikat) meminta fasilitator dari kelompok informal untuk melaporkan kepada Para Pihak tentang kemajuan dalam kelompok masing-masing.
Pada masalah review untuk menentukan ruang lingkup dan mengembangkan modalitas selanjutnya, fasilitator kelompok informal, Margaret Mukahanana-Sangarwe (Zimbabwe) memperkenalkan sebuah makalah ringkasan dan menjelaskan bahwa itu hanya ringkasan dan refleksi pandangan Para Pihak. Namun, ia mengatakan Kelompok 77 dan China telah menyatakan keprihatinan bahwa ringkasan seharusnya tidak menduga hasilnya. Sangarwe, yang juga Wakil ketua AWG-LCA mengatakan dia akan merevisi ringkasan untuk pertemuan informal berikutnya pada 16 Juni.
Sangarwe juga melaporkan atas nama Antonio Gabriel La Vina (Filipina), fasilitator dari kelompok informal tentang pendekatan kebijakan dan insentif positif pada isu-isu yang berkaitan dengan pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan di negara-negara berkembang, dan peran konservasi, manajemen berkelanjutan hutan danpeningkatan stok karbon hutan di negara berkembang (REDD-plus). Dia mengatakan Para Pihak bertukar pandangan tentang opsi pendanaan. Mereka mengatakan pilihan harus berasal dari berbagai sumber dan beberapa pendekatan fleksibel menyarankan agar negara-negara memilih apa yang tepat sesuai dengan keadaan nasional mereka. Diskusi lebih banyak dibutuhkan untuk membuat kemajuan lebih lanjut. Ada juga saran untuk terus membuka pertemuan bagi organisasi pengamat karena ini hanya sesi brainstorming dan partisipasi mereka dapat ditinjau.
Jose Alberto Garibaldi (Peru), co-fasilitator dari kelompok-kelompok tentang komitmen mitigasi negara maju dan aksi mitigasi nasional yang tepat (national appropriate mitigation actions – NAMAs) oleh negara-negara berkembang melaporkan bahwa pada diskusi tentang mitigasi oleh negara maju, ada pertukaran pandangan dan membahas aspek teknis pedoman untuk komunikasi nasional dan laporan dua tahunan, termasuk ruang lingkup, fleksibilitas dan waktu. Ada juga usulan untuk menyelenggarakan workshop.
Tentang tindakan mitigasi negara-negara berkembang, pada laporan dua tahunan, negara-negara berkembangmenekankan perlunya kejelasan tentang aspek-aspek penting terutama dalam hal pembiayaan laporan. Pada masalah pendaftaran untuk NAMAs, banyak negara menekankan sifat sukarela dari pendaftaran dan membahas fungsi dan modalitas untuk memfasilitasi dukungan. Garibaldi mencatat pemahaman bersama tentang kebutuhan pemisahan pendaftaran, NAMAs membutuhkan dukungan internasional. Ada juga diskusi tentang bentuk dasar pendaftaran dengan kemungkinan adany pertemuan teknis. Mereka perlu mengukur, melaporkan dan memverifikasi (MRV) dukungan.
George Wamukoya (Kenya), fasilitator dari kelompok informal pada pendekatan sektoral kerjasama dan sektor tindakan spesifik, mengatakan bahwa untuk meningkatkan pelaksanaan Pasal 4, ayat 1 (c) dari Konvensi, dua pertemuan informal dilakukan sejak 13 Juni (Senin) dan Para Pihak membahas cara-cara untuk bergerak maju dan menguraikan tiga item dengan fokus: kerangka umum untuk pendekatan sektoral kerjasama; pertanian; dan bahan bakar bunker. Dia mengatakan telah disepakati akan ada pertemuan informal pada setiap 15-16 Juni.
Sesi informal pada kerangka umum untuk pendekatan sektoral kerjasama akan difasilitasi oleh Singapura. Tentang pertanian, ia mengatakan pertukaran pandangan tentang bagaimana kemajuan dan memutuskan bahwa teks dari Copenhagen (pertemuan ke-15 Konferensi Para Pihak UNFCCC 2009) akan digunakan sebagai dasar untuk perundingan dan Brazil ingin memberikan masukan lebih banyak pada 16 Juni.
Kelompok informal pada pendekatan pasar dan non-pasar difasilitasi oleh Gasper Martins (Angola) yang melaporkan bahwa ada kesamaan yang bisa memberikan dasar bagi keputusan tentang pendekatan-pendekatan namun diperlukan diskusi lebih lanjut yang membahas hal ini.
Jukka Uosukainen (Finlandia), fasilitator dari kelompok informal pada pengembangan dan transfer teknologi serta pengembangan kapasitas, mengatakan bahwa Para Pihak melakukan diskusi yang baik tentang pengaturan kelembagaan untuk oengembangan kapasitas. Beberapa Pihak melihat manfaat dengan sekretariat memiliki makalah teknis dalam hal ini dan juga meminta untuk sesi workshop tentang bagaimana mengembangkan kapasitas.
Laporan tentang pengembangan teknologi dan transfer, Uosukainen mengatakan ada beberapa masalah krisis seperti operasionalisasi Jaringan dan Pusat Teknologi Iklim dan akuntabilitas Pertemuan Para Pihak (COP). Para Pihak juga mengangkat isu-isu pemerintahan, seperti apa peran yang paling bermanfaat dari Komite Eksekutif Teknologi dalam proses selanjutnya.Para Pihak akan terus membahas isu-isu lebih luas dalam hal keuangan dan link ke badan-badan lain.
George Borsting (Norwegia) yang memfasilitasi kelompok informal keuangan mengatakan Para Pihak terus membuat kemajuan pada Standing Committee dengan klarifikasi melihat elemen khusus untuk mengoperasionalkankomite. Beberapa Pihak telah mengembangkan pandangan mengenai fungsi komite sementara yang lain bekerja pada hal lainnya. Pada pembiayaan jangka panjang, Para Pihak mencerminkan berbagai pandangan dan dibutuhkan diskusi lebih lanjut.
Maria del Soccoro Flores (Meksiko) yang memfasilitasi kelompok informal pada ‘pilihan hukum’ mengatakan, ada diskusi yang kaya dalam kelompok informal pilihan hukum dan Para Pihak perlu untuk mempersempit perbedaan untuk mengidentifikasi elemen umum akhir tahun ini di Durban.
Ketua AWG-LCA, Dan Reifsnyder mengatakan bahwa penting untuk meneruskan pekerjaan yang dicapai sejauh ini untuk sesi berikutnya, tapi mengatakan bahwa catatan fasilitator tidak memiliki status hukum. (Beberapa fasilitator telah mempersiapkan catatan untuk mencerminkan diskusi dalam kelompok-kelompok informal).
Ia mengusulkan tiga opsi untuk menangani yaitu dengan catatan (i) mengirimnya pada situs web UNFCCC; (ii) menyertakannya dalam dokumen informasi dimana semua catatan dari berbagai kelompok akan ditarik bersama-sama dalam bahasa aslinya, (iii) melampirkannya sebagai lampiran laporan pertemuan, (yang tidak akan memiliki status) tetapi akan tersedia dalam bahasa PBB yang berbeda. Dia mengatakan bahwa dirinya ingin menginformasikan Para Pihak lebih awal untuk menghindari kejutan pada pilihan ini, tetapi masalah ini akan diputuskan pada Jumat, 17 Juni di pleno penutupan AWG-LCA.
Dia mencatat bahwa dari laporan fasilitator, akan ada pengajuan lebih lanjut dari Para Pihak dan ada permintaan untuk makalah teknis dari sekretariat,menambahkan bahwa hal itu penting untuk menangkap kemajuan semua kelompok dan untuk meringkas pandangan-pandangan pada pertemuan selanjutnya. Ia mendesak kelompok-kelompok informal untuk maju dengan saran tentang bagaimana cara untuk menggerakkan kerja berikutnya.
Sumber: http://www.twnside.org.sg/title2/climate/news/Bonn08/TWN_bonn8.up24.pdf