Disarikan Ani Purwati – 26 Nov 2009
Monsanto mendapat nominasi Angry Mermaid Award sebagai pelobi iklim terburuk. Monsanto telah melakukan lobi agar kedelai RoundupReady (RR) dianggap sebagai tanaman “ramah iklim” yang memenuhi syarat untuk kredit karbon dan subsidi di bawah Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM), dan untuk mendorong label ‘bertanggung jawab’ kedelai RoundupReady, yang dapat digunakan untuk sertifikasi ‘lestari’ agrofuels.
Monsanto adalah perusahaan benih terbesar dunia yang secara kontroversi mempromosikan tanaman rekayasa genetik (GM) selama lebih dari satu dekade. Menurut Monsanto, tanaman rekayasa genetik tidak hanya solusi bagi kelaparan dunia, tetapi juga bisa membantu mengatasi perubahan iklim.
Perusahaan boteknologi ini mendorong subsidi publik bagi tanaman ramah lingkungannya. Mereka juga ingin mendapat keuntungan dari perdagangan karbon internasional dengan mendorong tanaman ramah iklim yang dapat dipilih untuk kredit karbon di bawah Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism-CDM).
The RoundTable on Responsible Soy (RTRS) dimana Monsanto menjadi anggota, sedang membantu mempromosikan perusahaan dengan memberikan label ‘bertanggungjawab’ pada kedelai rekayasa genetik. Ini berarti kedelai rekayasa genetik sertifikasi RTRS dalam waktu dekat dipertimbangkan sebagai sumber agrofuel berkelanjutan.
Monsanto mengakui tanaman RoundupReady dapat membantu mengatasi perubahan iklim karena dapat tumbuh tanpa membajak tanah. Pembajakan tanah melepaskan karbondioksida (CO2), sebagai gantinya tanaman RoundupReady mendapatkan hasil panen dengan menggunakan herbisida dalam jumlah besar untuk mengontrol gulma. Monsanto berpendapat bahwa tanaman ini bisa dipilih sebagai kredit karbon karena menahan karbondioksida di dalam tanah.
Tetapi kedelai RoundupReady yang telah berkembang pada 40 juta hektar sepanjang Amerika Selatan, memiliki dampak lingkungan dan sosial dengan peningkatan penggunaan pestisida yang menjadi penyebab utama kerusakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Tanaman kedelai monokultur ini telah menggantikan keberadaan hutan dan mengakibatkan emisi karbondioksida yang besar dan pemindahan pemukiman masyarakat adat dan desa.
Monsanto juga mendanai Alliance for Abundant Food and Energy, kelompok pelobi yang menyanggah kritikan bahwa agrofuels mengambil lahan dari produksi pangan dan mendorong harga pangan.
Upaya lobi iklim Monsanto dapat dilihat kembali pada 1998 ketika perusahaan ini aktif pada Perundingan Iklim PBB, mengklaim Amerika Serikat dapat mencapai target pengurangan emisi karbondioksida sampai 30% dengan menggunakan pertanian tanpa pengolahan. Monsanto juga salah satu anggota perusahaan pendorong ide penyerapan karbon yang mengijinkan lahan dan pohon digunakan sebagai penyimpan karbon.
Robert B. Horsch, Presiden Monsanto untuk pembangunan berkelanjutan menjelaskan bahwa Monsanto dan lainnya telah bekerja keras dan sukses dalam pertemuan yang mengarahkan delegasi agar melihat penyerapan karbon pertanian sebagai satu jalan mengurangi gas rumah kaca atmosfir.
Monsanto juga bagian aktif Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), lembaga ilmiah badan perubahan iklim. Perwakilan Monsanto, Peter Hill berkontribusi pada laporan special IPCC tentang pemanfaatan lahan, alih fungsi lahan dan kehutanan, Mei 1999.
Upaya lobi nampak ketika pembayaran saat mengikuti perundingan iklim PBB, isu penyerapan tanah menjadi tawaran murah utama Amerika Serikat, dimana ingin 25 juta ton tanah pertanian Amerika Serikat disepakati sebagai “penyerap karbon”. Amerika Serikat mengancam tidak meratifikasi Protokol Kyoto kecuali penyerapan bisa masuk.
Saat ini Monsanto telah melobi badan Clean Development Mechanism (CDM), kelompok kerja UNFCCC dan FAO untuk mendapat kredit karbon dan pendanaan CDM untuk praktik tanpa olah tanah (“no-till”). Metodologi CDM telah diakui pada Oktober 2009 untuk produksi biodiesel dari tanaman lahan kritis, membiarkan produser agrofuel secara langsung mendapat manfaat dari kredit karbon untuk pertama kali.
Produsen kunci kedelai, Monsanto, secara aktif melobi petugas CDM di Argentina untuk produksi kedelai RoundupReady “no till” masuk dalam CDM. Ketua delegasi Argentina, Hernan Carlino, menjadi anggota CDM Executive Board pada 2007 dan mengikuti pengangkatannya, isu kredit karbon untuk pertanian “no till” dibahas dalam perundingan iklim PBB COP 13.
Monsanto juga mendorong kredit karbon dari “no till” dalam biaya iklim Amerika Serikat. Posisi Amerika Serikat akan menjadi kunci pada perundingan iklim Kopenhagen. Selama kuartar pertama 2009, Monsanto melaporkan telah mengeluarkan biaya 2.094.000 dolar pada aktivitas lobi di Amerika Serikat, termasuk usulan biaya iklim. Pada kuartar kedua 2009, perusahaan mengeluarkan biaya 2.080.000 dolar. Enam pelobi Monsanto telah dinyatakan sebagai pekerja pada biaya iklim.
Monsanto juga berkontribusi dalam pengembangan “standard karbon tanah pertanian”, mendukung kelompok pelobi lain dalam pengembangan strateginya, salah satu laporan pengarahan konggres mencatat bahwa dengan bantuan Monsanto, Novecta, upaya konsultasi dan lobi Iowa dan Asosiasi Pengembang Jagung Illinois telah dipanggil Konggres musim semi ini untuk menghargai kemampuan petani dalam menggerakkan pertanian “no-till”, pergerakan yang akan menjual benih Roundup Ready. Berkat kesepakatan Peterson-Pelosi skema ini dapat menjadi hukum.
Monsanto mempekerjakan pelobi Ogilvy Government Relations di Washington, yang terdaftar oleh Public Integrity sebagai salah satu lobi utama konsultan melawan undang-undang iklim. Dia juga bekerja sebagai bagian dari kelompok pelobi industri biotek AS, BIO, yang juga melobi Senat untuk ijin bebas polusi.
Perusahaan adalah anggota aktif BIO. Dokumen yang bocor baru-baru ini mengungkapkan industri biotek AS melobi strategi untuk Kopenhagen, yang meliputi kerja sama dengan pemerintah AS, termasuk Utusan Khusus Iklim, Todd Stern: “Meskipun prospek perjanjian baru pada bulan Desember sangat dipertanyakan, BIO dan anggota-anggotanya memiliki kepentingan dalam beberapa bulan untuk memastikan setiap teks perjanjian tidak merugikan industri bioteknologi, dan berpotensi mendukung inovasi, “kata dokumen tersebut.
Monsanto dimasukkan dalam Round Table on Responsible Soy adalah terobosan besar bagi perusahaan, dengan memberikan kesempatan untuk mengklaim mandat untuk GM hijau kedelai.
Beberapa industri berpendapat bahwa label penting. Kriteria memungkinkan ekspansi kedelai dan deforestasi terus berlanjut serta memberi label ’bertanggung jawab’ untuk tanaman tahan herbisida, meski fakta pertumbuhan produksi kedelai RoundupReady (dalam praktik kombinasi non-till) melebihi, tanpa penggunaan pestisida yang lebih rendah. Tidak ada persetujuan dari masyarakat sipil di negara produsen dimana kriteria ini akan mengarah pada produk bertanggungjawab.
RTRS, dimana WWF termasuk di dalamnya, terus menerus mempromosikan pilihan sertifikasi biodiesel kedelai berkelanjutan. WWF sekarang secara terbuka meminta kredit karbon untuk kedelai RoundupReady sertifikasi RTRS. Dokumen lobi BIO yang bocor menyebutkan bahwa asosiasi lobi biotek Eropa, Europa BIO, sedang merencanakan untuk mengorganisasi perdebatan di Kopenhagen yang dimoderatori WWF.
Monsanto diminta berkomentar atas nominasi Angry Mermaid Award tetapi tidak menanggapi.