Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Hari Lingkungan Hidup, Ubah Perilaku untuk Penyelamatan Lingkungan

 

Setyo Rahardjo – 04 Jun 2008

Dalam rangka menyambut Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2008 yang akan diperingati pada tanggal 5 Juni mendatang, Badan Lingkungan Hidup Sedunia atau United Nations Environmental Programme (UNEP) telah menetapkan tema “Co2 Kick The Habit, Toward a Low Carbon Economy“. Indonesia sendiri menyesuaikannya dengan tema “Ubah Perilaku dan Cegah Pencemaran Lingkungan”.

Demikian disampaikan oleh Menteri Negera Lingkungan Hidup, Ir. Rachmat Witoelar, ketika memberikan sambutan menjelang peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2008, di Jakarta, Rabu (28/5).

Menurutnya, tema ini dipilih untuk terus menerus mengingatkan kita bahwa pencemaran dan kerusakan lingkungan masih terjadi di berbagai wilayah yang menyebabkan bencana lingkungan. Rusaknya hutan dan lahan telah menyebabkan dampak yang meluas, seperti perubahan iklim dan krisis pangan.

“Keterkaitan keduanya sangat erat, banjir dan longsor terbukti telah merusak lahan pertanian yang mengakibatkan hasil panen dan stok pangan nasional turun. Kondisi ini menyebabkan tingginya harga pangan sehingga menimbulkan gejolak sosial yang patut dikwatirkan,” ujarnya.

Selain itu, berbagai konflik kepentingan, seperti pembukaan hutan untuk memperluas tanah pertanian, perumahan, pariwisata, perkebunan, pertambangan juga memberi kontribusi besar pada kerusakan lingkungan. Sementara pemanfaatan ruang seringkali tidak sesuai dengan kemampuan lahan sehingga melebihi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.

Witoelar juga mengungkapkan bahwa upaya penyelamatan lingkungan sudah mendesak dilakukan. Untuk itu perlu adanya perubahan perilaku yang ramah lingkungan. Upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu dilakukan secara konsisten. Dengan demikian,  keseimbangan kepentingan lingkungan, sosial, dan ekonomi dapat tercapai.

“Hal  ini merupakan komitmen dunia yang disepakati pada Konferensi PBB tentang  Perubahan Iklim di Bali bulan Desember 2007 lalu yang disebut “Bali Roadmap,” terangnya.

Terkait dengan semangat 100 tahun Kebangitan Nasional, ia menghimbau semua pihak baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha, akademisi dan masyarakat umum untuk bersama-sama mengedepankan kepentingan lingkungan. “Jadikan momentum hari Lingkungan Hidup 2008 ini menjadi awal perubahan perilaku yang ramah lingkungan seperti pola hidup hemat energi, hemat air dan penggunaan sumber daya alam secara arif,” ujarnya.

Penghargaan Lingkungan

Sementara itu Humas Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH) juga menyampaikan informasi tentang penghargaan lingkungan hidup 2008. Untuk tahun 2008 ini, KNLH akan memberikan penghargaan terhadap empat program yang selama ini telah dijalankan yakni Kalpataru, Adipura, Status Lingkungan Hidup Daerah, dan Program Adiwiyata.

Untuk penghargaan Kalpataru, tahun ini diputuskan 12 orang atau kelompok penerima Kalpataru, masing-masing: lima orang sebagai Perintis Lingkungan, tiga orang sebagai Pengabdi Lingkungan, tiga kelompok sebagai Penyelamat Lingkungan,  dan satu  orang sebagai Pembina Ling¬kungan. Trophy Kalpataru, dan Adipura akan diberikan oleh Presiden Republik Indonesia di Istana Merdeka tanggal 5 Juni 2008.

Sedangkan untuk penghargaan Adipura, jumlah kota peserta Adipura meningkat dibandingkan tahun 2007 yang berjumlah 360 kabupaten/kota dan tahun 2008 sebanyak 375 kabupaten/kota.  Penilaian untuk mendapatkan Anugerah Adipura tahun 2008 (Passing grade ADIPURA 2008) menjadi lebih ketat dibandingkan tahun 2007. Penetapan nilai terendah (passing grade) tahun 2008 lebih ketat seiring dengan meningkatnya kinerja pengelolaan lingkungan perkotaan, antara lain mengenai pengelolaan kebersihan dan ruang terbuka hijau (keteduhan dan penghijauan).

Untuk Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), sebenarnya merupakan bentuk akuntabilitas pemerintah daerah kepada publik. Untuk itu beberapa Pemerintah Daerah baik tingkat propinsi/kabupaten/kota telah menyusun laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) dan kemudian dikirimkan kepada KNLH. Jumlah pengiriman laporan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Dimana sebelumnya hanya berjumlah 84 laporan yang terdiri dari 17 propinsi, 50 kabupaten dan 20 kota. Pada tahun 2008 tercatat sebanyak 257 buah laporan SLHD 2007 meliputi 17 provinsi, 55 kota dan 185 kabupaten yang diterima sampai dengan bulan Mei 2008.

Dari sejumlah laporan tersebut ditetapkan 11 daerah, yang terdiri dari dua provinsi, tiga kabupaten dan enam kota yang memperoleh penilaian terbaik  dan akan menerima sertifikat penghargaan dari Menteri Negara LH. Selain itu penghargaan juga diberikan kepada tujuh daerah (tiga provinsi, dua kabupaten dan dua kota) yang setiap tahun mengirimkan laporan SLHD selama enam tahun berturut-turut (2002-2006). Sertifikat penghargaan SLHD bersama Program Adiwiyata akan diberikan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup pada tanggal 5 Juni 2008.

Program Adiwiyata merupakan program Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. Program ini dilaksanakan atas kerjasama KNLH dan Depdiknas. Dalam program ini sekolah harus memenuhi beberapa indikator yaitu: (1) pengembangan kebijakan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan; (2) pengembangan kurikulum berbasis lingkungan; (3) pengembangan kegiatan berbasis partisipatif; (4) pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah.  Trophy Adiwiyata untuk Nominasi Calon Sekolah Adiwiyata, Calon Sekolah Adiwiyata dan Sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *