Oleh Edward Hammond (eh@pricklyresearch.com)
Dalam langkah yang dipastikan akan membuat marah petani dan organisasi masyarakat sipil, Institut Penelitian Padi Internasional (IRRI) atau International Rice Research Institute di Los Baños, Filipina sedang berupaya mendapatkan paten atas gen padi pendongkrak panen yang diidentifikasi dari galur petani (“landrace”) atas padi yang disimpan dalam bank gen dari lembaga tersebut.
Detail informasi publik atas sesuatu yang kontroversi ini tidak banyak, namun beberapa fakta telah diketahui, termasuk:
• Di tahun 2014, IRRI dan JIRCAS, Japan’s International Agricultural Research Agency, memasukan aplikasi paten internasional atas gen padi pendongkrak panen yang disebut “SPIKE”. 1 IRRI dan JIRCAS juga sedang memasukan aplikasi paten untuk kantor paten nasional minimal di Brazil, China, India, Filipina, Thailand, AS (Amerika Serikat), dan Vietnam.2
• Sumber dari SPIKE adalah varietas petani padi bernama “Daringan”3, yang tersimpan dalam Bank gen IRRI.4 Daringan (IRGC-17446) disimpan di bank gen (milik IRRI) yang diberi kepercayaan untuk petani di seluruh dunia, dan merupakan bagian dari sistim Multilateral System (MLS) dari ITPGRFA, yaitu Traktat Internasional untuk Sumber Daya Genetik untuk Pangan dan Pertanian (International Treaty on Plant Genetic Resources for Food and Agriculture ).5
• Aplikasi paten oleh IRRI ini kelihatannya melanggar kebijakan hak kekayaan intelektual (HKI) dari CGIAR – Grup Konsultatif Penelitian Pertanian Consultative Group on International Agricultural Research’s (CGIAR)6. Namun, aplikasi terus dilanjutkan, karena “Konsorsium CGIAR menganggap justifikasi (pembenaran) IRRI untuk pendaftaran nasional dapat diterima,” 7 (Justifikasi belum dibeberkan).
Para peneliti IRRI mengklaim bahwa gen SPIKE Indonesia meningkatkan panen dalam varietas padi indica komersial sebanyak 36%8, jika kenaikan yang dramatis terjadi dalam kenyataan, SPIKE akan bernilai tinggi secara ekonomi dan agronomi, untuk petani padi seluruh dunia.
IRRI mengumumkan identifikasi dari SPIKE dengan banyak perayaan di tahun 2013,9 tetapi lembaga ini tidak memberi tahu bahwa ini sedang didaftarkan untuk mendapatkan paten, dan sedikit yang menduga IRRI akan mendaftarkan paten karena gen SPIKE diidentifikasi dalam varietas petani dari bank gen IRRI.
Meskipun, sistem online model lama dari database transfer material mengindikasi Daringan adalah bagian dari ITPGRFA MLS, detail yang lebih pasti tentang asal usul tidak tersedia. Itu mungkin karena para peneliti IRRI, dan kolaboratornya, JIRCAS belum menjelaskan asal asli dan detail dari Daringan dalam setiap publikasi mereka.
Ketiadaan penjelasan detail, yang jelas atas dari mana asalnya SPIKE termasuk kegagalan untuk mengindikasi informasi penting dalam aplikasi paten internasional. Aplikasi paten mengidentifikasi Daringan sebagai sumber (gen) tetapi tidak menyebutkan Indonesia sebagai asal asli gen tersebut. IRRI juga tidak menyebutkan bahwa Daringan ada dalam bank gen IRRI yang merupakan lembaga yang bertanggung-jawab dalam penjagaan akses yang menjadi bagian dari sistim multilateral (Multilateral System).10
CGIAR dan IRRI harus menjelaskan.
Organisasi-organisasi petani dan kelompok masyarakat sipil akan sangat berkeberatan atas upaya IRRI mempatenkan sekuens gen dari varietas petani apapun, terutama sekuens yang berada dalam lembaga penyimpan varietas seperti bank gen IRRI. Dalam beberapa tahun terakhir perdebatan kebijakan sumberdaya genetik yang diklaim kepemilikan HKI dan koleksi benih benih yang disimpan dalam lembaga penjaga adalah mengapa klaim IRRI melanggar kebijakan HKI dari CGIAR.
Pastinya, jika, Syngenta, Monsanto, atau perusahaan benih lain yang terang-terangan mendaftarkan paten atas gen atas varietas yang disimpan di lembaga penyimpan publik, maka perusahaan akan mendapat kritik tajam dari kelompok masyarakat sipil dan ditentang secara tegas dari pemerintah yang menjadi para pihak dari ITPGRFA.
Jadi mengapa, CGIAR memperbolehkan IRRI melanggar kebijakan kekayaan intelektualnya? Apa yang membenarkan dari semacam pelanggaran dari aturan yang sudah ada dan preseden berbahaya dari pusat CGIAR menambang varietas petani untuk paten? Apakah IRRI mencari laba? Mengapa IRRI menutup mulut rapat-rapat tentang aplikasi patennya? Jika IRRI mendapatkan laba atas klaimnya, bagaimana IRRI menunjuk mereka sendiri sebagai penerima keuntungan atas sumberdaya genetik yang disimpan (seharusnya) untuk keuntungan petani, terutama petani kecil, seperti yang telah memuliakan Daringan.
Dan apa reaksi dari ITPGRFA, traktat yang mengatur sistem multilateral yang seharusnya membagi keuntungan pada petani kecil dan memastikan bank gen CGIAR dan bank bank benih dalam skema MLS lainnya tidak digunakan oleh kepentingan kepemilikan HKI? Sistim pembagian keuntungan di bawah ITPGRFA secara umum dianggap gagal, dan menjadi subyek dari penudingan yang masih berjalan, yang digambarkan oleh pengamat di dalam berkaitan dengan erat dengan kelayakan masa depan traktat tersebut. Jika institusi kunci yang dipercaya untuk mengawasi benih dalam skema MLS, seperti IRRI mempatenkan koleksi di bank bank benih yang dikelolanya daripada melindunginya dari privatisasi, ini menjadi pertanda buruk dari masa depan MLS.
Pertanyaan mengenai klaim IRRI atas SPIKE kemungkinan akan diangkat dalam pertemuan FAO (UN Food and Agriculture Organization), termasuk Kelompok Kerja dalam Enhancing the Functioning of the Multilateral System, yang bertemu pada 13 – 17 Maret 2017, Badan Pengelola (Governing Body) dari ITPGRFA, yang akan bertemu tahun ini.
Pejabat di CGIAR dan IRRI, jika mereka mencontohkan kasus, akan bagus jika secara lengkap menjelaskan langkah-langkah paten gen padi ini. Akan lebih baik jika segera membatalkan klaim kepemilikan kekayaan intelektualnya.
Keterangan tambahan dari penterjemah, diringkas dari situs FAO (http://www.fao.org/plant-treaty/areas-of-work/the-multilateral-system/overview/en/). Sistem Mulatilateral merupakan dari ITPGRFA, yang menjembatani akses dan pembagian keuntungan dari 64 jenis tanaman pangan dan pertanian. Dengan meratifikasi ITPGRFA (indonesia adalah salah satu negara yang meratifikasinya), negara sepakat untuk membuat sumberdaya genetik dari 64 jenis tanaman dan informasi yang terkait tersebut tersimpan di bank gen dapat tersedia melalui sistem MLS tersebut.
Bagi yang peneliti, lembaga penelitian, yang ingin mengakses materi genetik melalui MLS sepakat bahwa mereka akan membagi perkembangan dari penggunaan materi genetik tersebut kepada penelitian berikutnya, atau jika ingin menyimpannya buat sendiri, maka mereka sepakat membayar persentase dari keuntungan komersial yag diperoleh dari penelitian tersebut untuk mendukung dana bersama (common fund) untuk konservasi dan pengembangan lebih lanjut dari pertanian di negara-negara berkembang. Dana bersama tersebut dibentuk 2008.
Diterjemahkan secara bebas dari, Edward Hammond, IRRI Seeks Patents on Yield-Boosting Gene Taken from Indonesian Farmers’ Rice, bisa diakses di http://www.twn.my/title2/biotk/2017/btk170301.htm
Catatan kaki
1. WO2014118636. Breeding Methods for Enhanced Grain Yield and Related Materials and Methods.
2. CGIAR 2016. CGIAR Intellectual Assets Management Report 2015, p. 16. URL:http://library.cgiar.org/bitstream/handle/10947/4372/2015%20CGIAR%20IA%20Report.pdf
3. Fujita D et al. 2013. NAL1 allele from a rice landrace greatly increases yield in modern indica cultivars. PNAS 110(51): 20431–20436.
4. IRRI 2017. List of Outgoing SMTAs (database). URL for IRGC 17446 (Daringan) passport data: http://smta.irri.org/smta/listPassportData.do;?&germplasmId=322912&method=listPassportData
5. Lihat IRRI pasport data untuk Daringan di URL di atas.
6. CGIAR 2016.
7. CGIAR 2016.
8. IRRI 2013. Gene discovery leads way to more rice (press release). 2 December. URL: http://irri.org/news/media-releases/gene-discovery-leads-way-to-more-rice.
9. IRRI 2013.
10. Lihat WO2014118636.