Ani Purwati-13 Nov 2007
Di antara padatnya kendaraan bermotor pusat kota Jakarta, tepatnya Bundaran Hotel Indonesia (HI), sekelompok masyarakat bersama pemerintah membagikan bibit tanaman pada para pengendara kendaraan bermotor. Mereka tergabung dalam Aliansi Peduli Hutan dan Perubahan Iklim terdiri dari Perhutani (Pemerintah), Organisasi Non Pemerintah (Ornop), Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), mahasiswa, pelajar, dan aktivis perempuan serta pencinta hutan dan orang utan.
Sejak pukul 10.00 WIB, Selasa (6/11), mereka yang berjumlah sekitar 200 orang memulai aksi dengan berbaris membentangkan spanduk bertuliskan ajakan menjaga hutan dan bumi di Bundaran HI, Jakarta, seperti Our Share and Care to Save the Earth, Tanamlah Pohon untuk Mengurangi Emisi, Tanamlah Pohon Sebelum Banjir, dan Pohon adalah Sumber Kehidupan.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya mereka mendengarkan orasi tentang pentingnya penanaman pohon dan ancaman perubahan iklim. Mereka juga menunjukkan bibit tanaman akasia mangium dari Perum Perhutani yang akan dibagikan.
“Pada hari ini kita membagikan bibit tanaman pada masyarakat. Kita berharap untuk bersama-sama peduli pada pelestarian hutan dengan menanam pohon di sekitar kita. Tanaman sangat berarti untuk mengurangi CO2 dan gas rumah kaca lain yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim,” kata Hari Sutanta sebagai Koordinator Aliansi saat orasi.
Dalam orasinya, Transtoto, Direktur Perhutani juga menyatakan bahwa Pulau Jawa harus hijau pada 2015-2020. Salah satunya dengan penanaman bersama 400 juta pohon. Sementara Indro Tjahjono, Direktur Skephi menyampaikan bahwa berbagai dampak perubahan iklim telah terjadi termasuk banjir dan musim yang tidak menentu. Untuk itu upaya bersama menjaga pohon, hutan dan lingkungan sangat diperlukan.
Selesai orasi dari beberapa tokoh pemerintah dan masyarakat tersebut, secara simbolik Transtoto menyerahkan bibit tanaman kepada salah satu wakil masyarakat. Lalu bibit pun mulai dibagikan. “Bibit tanaman pak, ditanam dan dijaga ya. Jangan dijual,” ucap Transtoto kepada pengendara roda empat yang melintas.
Wakil dari pemerintah tersebut juga membagikan bibit tanaman pada penumpang dalam bus ekonomi. Kegiatan serupa juga dilakukan oleh tokoh masyarakat dan pemerhati lingkungan, Indro Tjahjono dari Skephi, Angelina Sondakh sebagai Duta Orang Utan bersama mahasiswa dan pelajar.
Meski harus berjalan di antara padatnya kendaraan bermotor dan panasnya sinar matahari, akhirnya 1000 pohon berhasil dibagikan kepada para pengendara bermotor yang melintas di HI. Acara pun berakhir pada sekitar pukul 11.00 WIB dan ditutup dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan pembacaan pernyataan aliansi oleh Angelina Sondakh didampingi Transtoto dan Indro Tjahjono.
Kurangi emisi GRK
Acara pembagian 1000 pohon untuk ditanam ini termasuk 400 juta pohon yang akan ditanam Perhutani di Pulau Jawa. Pulau yang padat penduduk dan sering mengalami dampak pemanasan global dan perubahan iklim seperti banjir, longsor, dan kekeringan.
Melalui pembagian pohon ini diharapkan mampu menggugah kepedulian masyarakat untuk menanam dan menjaga pohon. Dengan pohon, emisi gas rumah kaca (GRK) penyebab pemanasan global dan perubahan iklim dapat berkurang karena penyerapan tanaman hijau ini. Selain itu dengan akar-akarnya, pohon juga mampu menyerap air saat hujan dan menyimpannya untuk dipergunakan di musim kemarau. Sehingga banjir dan kekeringan tidak terjadi lagi.
“Bagi para pemilik dan pengendara kendaraan bermotor berarti mengeluarkan gas karbon penyebab pemanasan global. Maka mereka harus menanam dan menjaga pohon untuk mengurangi gas karbon buangan tersebut,” kata Angelina Sondakh saat orasinya.
Mantan Puteri Indonesia yang juga Duta Orang Utan tersebut juga mengharapkan agar masyarakat bersama-sama pemerintah menjaga hutan dan mensukseskan Program Indonesia Hijau 2015. Hutan sebagai habitat orang utan, satwa langka yang semakin terancam punah.
Aliansi Peduli Hutan dan Perubahan Iklim terdiri dari Skephi, Konphalindo, Perum Perhutani, HimaBio Raflesia, Pemuda Muhammadiyah, Women dan CPOI.