Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Lumbung Pangan: Menata Ulang Kebijakan Pangan

Pada tahun 2005 Indonesia dipermalukan dengan berita gizi buruk yang diderita ratusan anak, bahkan puluhan di antaranya meninggal. Media massa menyajikan gambar anak kurus dengan perut buncit serta potret kemiskinan dari Papua, Nusa Tenggara, Jawa Tengah, bahkan Jakarta.

Benarkah kerawanan pangan hanya disebabkan oleh perubahan iklim dan kurangnya bahan makanan? Benarkah pemerintah telah mengambil langkah terbaik dalam menangani masalah pangan rakyatnya? Lalu mengapa bencana ini bisa terjadi di negeri kaya dimana ada istilah “tongkat pun bila ditancapkan akan tumbuh jadi pohon”? Atau mungkin ada pepatah yang lebih tepat untuk kondisi Indonesia sekarang ini, “ayam mati di lumbung padi”!.

Buku ini menganalisa kondisi pangan Indonesia, terutama kebijakan yang ditempuh pemerintah dalam hal produksi dan distribusi pangan. Buku ini melihat ketahanan pangan sebagai pembangunan nasional itu sendiri. Masalah yang dibahas dalam buku ini sebenarnya sudah sering dibahas, namun pemecahan masalah yang diusulkan dan dijalankan hampir selalu bersifat parsial. Maka, menjadi penting untuk memunculkan kembali semua persoalan lama tersebut, dengan penekanan pada perubahan cara pandang melihat dan menganalisis permasalahan serta pemecahannya. Pesan inti buku ini adalah mentransformasikan kebijakan dan kelembagaan yang selama ini telah gagal menjaga ketahanan pangan.

Banyak masalah yang dibahas di sini bukanlah masalah baru sama sekali. Masalah-masalah itu sudah sering dibahas dalam berbagai kesempatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya, soal kenaikan harga dan kelangkaan persediaan beras, juga soal impor beras, semuanya adalah isu-iu yang selalu ramai dibahas dan diperdebatkan setiap tahun. Namun pemecahan masalah yag diusulkan dan dijalankan hamper slalu bersifat parsial, bukan perubahan kebijakan secara menyeluruh. Demikian pula dengan masalah kelangkaan benih. Untuk masalah yang satu ini, pemerintah selalu menawarkan jalan keluar berupa impor benih, atau pemberian subsidi kepada perusahaan-perusahaan besar untuk memproduksi lebih banyak benih, namun tanpa mempertimbangkan bahwa petani adalah penangkar benih yang juga perlu ditingkatkan kemampuannya dalam memproduksi benih-benih mereka sendiri.

Maka, menjadi penting untuk memunculkan kembali semua persoalan lama tersebut, tetapi kali ini dengan penekanan pada perubahan cara pandang melihat dan menganalisis permasalahan serta pemecahannya. Pesan inti buku ini adalah mentransformasikan kebijakan dan kelembagaan yang selama ini telah gagal menjadi ketahanan pangan.
Pada Bagian 1, buku ini dimulai dengan beberapa kasus yang dipilih untuk melihat konteks permasalahannya secara menyeluruh.

Tiga kasus pertama menunjukkan masalah kerawanan pangan yang terkait dengan produksi beras, berbagai isu yang berhubungan dengannya, dan hak petani atas benih. Kasus keempat menawarkan alternatif jalan keluranya. Bertolak dari kasus-kasus tersebut sebagai landasan faktualnya, maka Bagian 2 memusatkan pembahasannya pada kebijakan pangan nasional, menganalisis bagaimana kebijakan dan kelembagaan berpengaruh pada ketahanan pangan. Berdasarkan analisis kebijakan tersebut, akhirnya, pada Bagian 3 buku ini dikemukan sejumlah saran kebijakan serta usulan langkah-langkah penting yang perlu dilakukan segera untuk mencapai ketahanan pangan.

Penerbit: INSIST Press, 2008
Penulis: Hira Jhamtani
Editor: Roem Topatimasang
153 hlm

INSIST Press – 26 Mar 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *