Matthew Cardinale – 28 Mar 2012
Gerakan memlihara ayam di rumah mulai menarik banyak minat masyarakat perkotaan di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan menjadi salah satu pertimbangan memelihara ayam di rumah.
Laporan kelompok pembela hak-hak binatang, Farm Sanctuary, hampir 10 milyar ayam dan seperempat milyar kalkun telah dibiakkan di Amerika serikat setiap tahun, Kondisi yang seringkali disebut sebagai pabrik ternak, buruk, dengan ribuan ternak berdesakkan di kandang dan sulit bergerak.
Sementara banyak konsumen mulai beralih ke telur-telur bersertifikat organik tetapi harus membayar harga dua kadang tiga kali lipat lebih mahal. Juga seringkalli tidak setiap supermarket menjualnya. Alternatifnya, adalah menternakkan sendiri. Misalnya Komunitas Proyek Kebun Oakhurst atau Oakhurst Community Garden Project (OCGP) baru-baru ini mengatakan pertemuan tahunan Anak Ayam yang keempat di Decatur, Georgia, yang menarik peserta sampai 50 orang dalam lokakarya sehari. Tujuan dari kelas-kelas ini adalah mengajarkan pada orang-orang yang tinggal di kota mengenai dasar-dasar pemeliharaan ayam di halaman rumah.
Kelas-kelas yang diajarkan meliputi, sifat-sifat ayam, membiakan ayam, konstruksi dasar kandang, dan melindunginya dari predator, pakan apa yang diberikan pada ayam, bagaimana membesarkan anak ayam, pertolongan awal dan kesehatan, dan bagaimana membentuk kandang-kandang komunitas.
OCGP juga mengadakan kelas kursus “Ayam itu Mudah atau Chicken is Easy” sepanjang tahun, yang cukup diminati sampai terjual habis.
Andrea Zoppo, adalah kordinator program dari OCGP. Zoppo juga membuat diskusi online di Yahoo Group, yang berfungsi sebagai kelompok dukungan bagi pemelihara ayam di kota. Semantara tidak ada organisasi bagi pemelihara yam di perkotaan, kelompok masyarakat pemelihara ayam di kota beralih ke perangkat online untuk mendukung minat akan peternakan.
Zoppo menjelaskan hubungan yang menguntungkan ketika memelihara ayam di rumah. Paling penting, ayam-ayam itu akan menyuburkan tanah, dengan menyediakan kompos, karena kotoran ayam adalah zat tambahan yang luar biasa untuk kebun. Ayam juga memakan berbagai serangga yang menjadi pengganggu kebun. Ada keuntungan lain, kata Zoppo. “Bangun pagi, dan mendapati anak-anak mengambil telur dari kandang menjadi semacam tugas yang menyenangkan, ini sangat realistis dan memberdayakan mereka”.
Andy Schneider, dianggap sebagai jurubicara dari ‘ayam kota’ dan dikenal sebagai ‘pembisik ayam’. Dia menggunakan berbagai alat di jaringan online, untuk mengorganisir pertemuan-pertemuan mayarakat mengenai ayam. Sejak tahun 2008, dia memulai kelompok Atlanta Backyard Poultry di jaringan Meetup Group, dan saat ini telah memiliki 1700 anggota.
Menurut Scheineder, masyarakat di kota-kota lain juga mengalami kenaikan minat pada memelihara ayam di halam rumah, termasuk Austin, Texas; Chicago, Illinois; New York City; Portland, Oregon, dan San Francisco, California. Sementara Zoppo menyebutkan beberapa kota seperti Austin dan Dallas, Texas, memiliki tur kandang, ini mirip berkunjung ke kebun dan rumah-rumah, tapi orang bepergian untuk melihat kandang ayam di tempat lain.
Schneider sebenarnya tidak berkomunikasi dengan ayam, gelar pembisik ayam diperoleh dari media. Dia, istri dan anak-anaknya telah mememlihara ayam sejak lama di Johns Creek (Georgia). Dan kemudian menjadi bisnis sampingan dengan menjual anak-anak ayam.
Schneider bahkan mengasuh dialog radio setiap hari kerja, jam 12 – 2 siang, semuanya berkaitan dengan peternakan di halaman rumah dan keberlanjutan. Dia juga juga bertindak sebagai jurubicara nasional dpertemen pertanian AS, untuk program keamanan biologis untuk burung (US Department of Agriculture’s Biosecurity for Birds programme). Dan telah merilis buku pada bulan September 2011, ”Petunjuk dari Pembisik Ayam untuk Memellihara Ayam atau The Chicken Whisperer’s Guide to Keeping Chickens”.
Umumnya, kota besar dan daerah pedesaan mengijinkan para penghuninya untuk memliki burung dalam jumlah terbatas, Namun, beberapa kota-kota pinggiran yang menjamur dalam decade terakhir ini telah meloloskan undang-undang yang melarang memelihara ayam atau mempersulit untuk memelihara ayam.
Lebih jauh, Schneider melakukan kerja kampanye dengan akitivis masyarakat lainnya di berbagai kota, untuk mengubah undang-undang yang memperbolehkan memelihara ayam di kota. Dia mengatakan, aktivis telah memperoleh kemenangan di Nashville, Tennessee pada Januari. Saat ini, dia bekerja untuk kampanye legislasi tentang ayam di Chelsea, Michigan; Tampa, Florida; dan Pantai Virginia, Virginia.
Worldwatch Institute mencatat bahwa ada tambahan bonus dengan memelihara ternak skala rumah, dan pertanian di halaman adalah menghindari penggunaaan energi dan emisi karbon dari transportasi jarak jauh.
Peternakan ala pabrik juga mempunyai dampak serius pada kesehatan public, dan dapat mencemari air dan udara di sekitarnya. Pada tahun 2008, laporan oleh kantor pemerintah untuk akuntabillitas (Government Accountability Office) mengatakan bahwa operasional peternakan besar dapat menghasilkan 1,6 juta ton kotoran binatang per tahun, dengan satu peternakan menghasilkan lebih banyak sampah tahunan daripada populasi di beberapa kota di AS.
“Sejak 2002, minimal ada 68 penelitian yang disponsori oleh pemerintah atau laporan kajian yang telah diselesaikan, yang menguji kualitas udara dan kualitas air yang terkait dengan kegiatan pemberian pakan. Ditemukan 15 terkait langsung dengan polutan dari limbah hewan yang berdampak pada kesehatan dan lingkungan,” demikian laporan menyebutkan.
“Sistem pertanian kita tidak benar-benar bekerja. Banyak ketakutan atas pangan dan penarikan pangan. Orang makan telur dan tidak benar-benar berasa. Ketika kamu punya ayam, mereka akan memakan apapun yang seharusnya dimakan oleh ayam, sehingga telurnya lebih berasa, ” kata Zoppo.
“Kami secara umum mendukung masyarakat urban dan menumbuhkan pangan dan memelihara ayam, anda bisa mengerjakan keduanya. Ayam tidak akan banyak menyita tempat.”
(Diterjemahkan secara bebas dari artikel “United States: Urban chicken-keeping movement spreads its wings.” Ditulis oleh Matthew Cardinale (IPS, Atlanta, Georgia, 16 Maret) yang dipublikasikan di SUNS #7333 (http://www.sunsonline.org, 20 Maret 2012.)