Disarikan Ani Purwati – 11 Feb 2012
Sebuah laboratorium bioteknologi Inggris telah melepas sejumlah besar nyamuk hasil rekayasa genetik (transgenik) untuk memerangi demam berdarah. Tapi beberapa orang mengatakan, penduduk setempat tidak mendapat informasi percobaan dan sekarang perdebatan telah berlangsung atas potensi bahayanya bagi manusia.
Demam berdarah terus meningkat di seluruh dunia dan menyebar lebih cepat daripada serangga yang menyebabkan penyakit virus lainnya. Setiap tahun, nyamuk betina menginfeksi sedikitnya 50 juta orang di daerah tropis dan subtropis (jantan tidak menggigit). Lebih dari 20.000 korban kebanyakan anak-anak menyerah pada penyakit ini.
Nyamuk-nyamuk di laboratorium dekat Oxford mempunyai tujuan yang berbeda: Untuk menyelamatkan nyawa manusia. Para ilmuwan telah menanamkan gen yang diharapkan akan menghapus sepupu liar nyamuk ini. Ketika nyamuk jantan dari laboratorium berpasangan dengan nyamuk betina liar, keturunan larva akan mati dalam waktu singkat. Serangga laboratorium telah diproduksi untuk melakukan pembunuhan bayi serangga.
Lukas Alphey dan rekan-rekannya di Oxitec melepas nyamuk yang direkayasanya di Grand Cayman, sebuah pulau di Karibia saat musim gugur tahun 2009. Tahun berikutnya mereka melepas lebih dari tiga juta lebih nyamuk hasil rekayasa genetik (transgenik).
Percobaan ini akan tercatat dalam sejarah ilmiah sebagai pelepasan pertama dari serangga transgenik yang bisa menggigit manusia. Yang menjadi skandal uji coba lapangan ini adalah bahwa hal itu sebagian besar dilakukan secara rahasia. Hanya sedikit orang di Grand Cayman tahu nyamuk transgenik.
Ketika persidangan berlangsung setahun setelah pelepasan serangga yang pertama, penduduk setempat bertanya-tanya apakah mereka telah digigit oleh nyamuk Frankenstein berbahaya ini. Maklum, mereka merasa dimanfaatkan. “Saya percaya bahwa kita adalah kelinci percobaan di sini,” kata sebuah sumber dalam situs Kantor Berita Cayman. Lain bertanya: “Apakah kita dianggap begitu bodoh dan tidak terpelajar sehingga tidak dapat berpartisipasi dalam lingkungan kita sendiri. Apakah kami dipertimbangkan dalam risiko juga?” tanya lainnya. Organisasi Non-Pemerintah (Ornop) seperti GeneWatch, di Inggris, mengutuk percobaan nyamuk transgenik.
Pertanyaan kuncinya adalah tentang apa yang para ilmuwan boleh dan tidak boleh lakukan. Dapatkah mereka membatasi nyamuk yang terbang, atau manusia yang digigit nyamuk buatan laboratorium? Dan siapa yang mengendalikan kegiatan tersebut jika hal ini dilakukan sebuah perusahaan yang berusaha mendapatkan keuntungan dari itu?
Perusahaan tidak ingin membocorkan rencana mereka, lebih memilih menyembunyikan teknologi mereka, terutama tentang potensi bahaya. Seharusnya karya perusahaan biotek harus transparan. Itulah inti dari masalah tersebut.
Meskipun bencana mangancam PR Cayman, Oxitec tetap bergerak maju dan tidak terpengaruh. Nyamuk kuning dari Milton Park juga dilepas di Malaysia. Rencana percobaan pelepasan nyamuk di daerah tidak berpenghuni, di situlah nyamuk ini berkembang.
Nyamuk transgenik ini juga sedang berdengung di sekitar kota Juazeiro di bagian timur Brazil. Pelepasan nyamuk juga dijadwalkan di Panama, India, Singapura, Thailand dan Vietnam. Mereka juga bisa segera muncul di Key West, Florida pada awal Maret, karena persiapan sedang berlangsung.
Kawanan ngengat transgenik bollworm pink, hama tanaman dalam keadaan alami mereka, juga telah dilepaskan di lahan Arizona. Rencana Oxitec terbaru juga melepaskan ngengat transgenik lainnya, ngengat diamond-back atau kubis di Inggris. Harapannya di masa depan, hama pertanian ini juga akan kawin dengan ngengat liar lainnya secara alamiah untuk menghasilkan keturunan yang mati.
“Oxitec ingin menjadi Monsanto berikutnya,” kata Gerald Franz, ahli genetika molekuler di laboratorium serangga Badan Energi Atom Internasional di kota Austria Seibersdorf, mengacu pada biotek raksasa Amerika yang mendominasi bisnis tanaman transgenik pertanian. Memang, Oxitec sudah memiliki monopoli pada serangga transgenik.
Potensi bahaya
Temuan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS Neglected Tropical Diseases bisa membuat hidup Oxitec lebih sulit. Makalah ini ditulis oleh Guy Reeves dan rekan-rekannya.
Temuannya yang diperiksa dan disetujui oleh rekan-rekannya, terutama mengungkapkan satu hal Percobaan Grand Cayman telah lupa menginformasikan penduduk setempat secara memadai selama perjalanan dari laboratorium hingga lapangan.
“Apa yang terjadi di Cayman cukup mungkin untuk digunakan sebagai model pelepasan di komunitas Anda, dimanapun Anda tinggal di dunia,” ungkap Reeves.
Masalahnya adalah bahwa nyamuk transgenic betina masih dapat menggigit manusia. Ini berarti protein yang membunuh larva mereka sendiri mungkin akan disuntikkan ke manusia ketika nyamuk menghisap darah mangsanya, dengan konsekuensi yang tidak diketahui untuk organisme manusia.
Lukas Alphey mengatakan bahwa pihaknya hanya melepas nyamuk jantan. Ia juga mengklaim protein tidak diproduksi di kelenjar liur, sehingga tidak ada dalam air liur nyamuk betina di tempat pertama.
Tampaknya tidak mungkin hewan laboratorium bisa menyebabkan kerusakan. Meski demikian Alphey mengakui tekniknya tidak sempurna lagi, dan transgenik betina mungkin juga akan sengaja dilepas.
Sumber selengkapnya: http://www.spiegel.de/international/world/0,1518,812283,00.html ; http://www.twnside.org.sg/.
kami tinggal di bnntaog kaltim, kami perlu minyak jlantah untk proses biodesel.salam kenal,tks mohon direspon dan kami siap untuk dtg ke yogya
bisa nonton video dialog multipihak bahas jelantah di https://www.youtube.com/watch?v=1-l8-aSyumg
dan bisa lihat program ibu-ibu mengelola jelantah di https://www.youtube.com/watch?v=BhuA3BoeQ3E
terima kasih,
Salam
Ruddy G. email admin@konphalindo.com