Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Hasil Konferensi Perubahan Iklim Belum Memuaskan Para Pihak

Ani Purwati – 16 Dec 2008

Konferensi Perubahan Iklim (COP 14) di Poznan, Polandia telah berakhir pada 12 Desember 2008 lalu. Selain tentang dana adaptasi dan transfer teknologi, hasil Konferensi Perubahan Iklim di Poznan ini menyebutkan bahwa Jepang mengumumkan pengurangan emisi jangka panjang 50% pada 2050.

Sedangkan Senator John Kerry yang mewakili Presiden Amerika Serikat Barack Obama, menyampaikan bahwa Amerika Serikat akan menjadi pemimpin dalam pencegahan perubahan iklim. Langkah-langkah akan diambil untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 80% pada 2050.

Namun sebelum konferensi berakhir, langkah rumit masih terjadi dalam pengambilan putusan. Presiden Konferensi Perubahan Iklim ke 14 (COP-14), Maciej Nowicki dari Polandia terlebih dulu mengadakan pertemuan informal kecil menteri-menteri pada kamis malam (11 Desember) untuk membahas draf putusan yang diusulkannya (Poznan Solidarity Partnership) yang akan menjadi putusan konferensi (COP).

Menurut informasi yang dihimpun Third World Network, beberapa pihak dalam pertemuan tidak menyetujui usulan draf putusan itu. Beberapa tidak setuju dengan substansi usulan dan ada juga kekhawatiran dengan prosesnya.

Diskusi berlangsung sejak sore harinya dalam pertemuan informal tingkat menteri, dimana masing-masing wilayah diminta mengirimkan sebagian kecil perwakilan negara terkait.

Usulan putusan Presiden Conference of the Parties (COP 14) disebut “Poznan Solidarity Partnership” yang akan menghimpun sejumlah putusan terpisah COP dan CMP (Meeting of the Parties to the Kyoto Protocol).

Putusannya adalah tentang kerja selanjutnya  AWG-LCA (Ad hoc Working Group on Long-term Cooperative Action) dan AWG-KP (Ad hoc Working Group on Further Commitments for Annex I Parties under the Kyoto Protocol), pengembangan dan transfer teknologi, termasuk pengesahan Program Strategis GEF tentang Transfer Teknologi, dana adaptasi, review Protokol Kyoto artikel 9 dan langkah terkait untuk meningkatkan efektifitas dan distribusi CDM serta panduan operasi Least Developed Countries Fund.

Draf putusan COP meminta para pihak agar membantu kerja masing-masing isu menurut rencana dalam putusan dan khususnya untuk melengkapi kerja berdasarkan Bali Action Plan bersamaan dengan kerja AWG-KP di Kopenhagen 2009.

Draf putusan COP akan berhubungan dengan kerja AWG-LCA selanjutnya dan AWG-KP, menurut beberapa observer.

Di sini mencerminkan posisi Uni Eropa yang nampak menggabungkan dua perundingan berbeda di bawah konvensi dan Protokol Kyoto dengan tujuan mencapai “Kesepakatan Kopenhagen pada 2009. Dalam perundingan, beberapa negara berkembang menyatakan bahwa mereka tidak ingin hubungan formal taksiran antara AWG-LCA dan AWG-KP.

Usulan putusan Presiden juga akan berhubungan dengan waktu dua proses, dengan pemecahan untuk melengkapi kerja Bali Action Plan pada waktu yang sama dengan kerja AWG-KP di Kopenhagen 2009. Nampaknya perundingan tentang Bali Action Plan akan memerlukan pengaturan waktu menurut perundingan AWG-KP.

Draf putusan COP juga mencatat ringkasan laporan Presiden pada pertemuan meja bundar informal menteri tentang visi bersama untuk aksi kerjasama jangka panjang ((CP/2008/CRP.1) yang berlangsung pada 11 desember 2008 di Poznan.

Laporan ringkasan ini disampaikan pada 12 Desember pagi. Pada paragraph terakhir disebutkan bahwa partisipan dalam meja bundar menyatakan komitmennya dan optimis mencapai kesepakatan ambisius dan komprehensif dalam COP 15 yang dapat diratifikasi semua pihak.

Para delegasi beberapa negara berkembang telah meminta diskusi bisa mencapai kesepakatan sesuai di Bali, yang menghasilkan proses untuk mencapai hasil kesepakatan dan pengambilan putusan dalam COP 15 di Kopenhagen (Bali Action Plan, paragraph 1).

Ringkasan laporan masih menampilkan isu dalam COP. Pada latar belakangnya mencatat bahwa meja bundar (CP/2008/6), menyatakan bahwa putusan COP merupakan hasil inventarisasi kemajuan yang dibuat sejak COP 13 di Bali, nampak pada ringkasan. Beberapa elemen visi bersama dengan dukungan secara umum juga masuk dalam putusan.

Dari Konferensi Perubahan Iklim di Poznan ini jepang mengumumkan pengurangan emisi jangka panjang 50% pada 2050. Sedangkan Senator John Kerry yang mewakili Presiden Amerika Serikat Barack Obama, menyampaikan bahwa Amerika Serikat akan menjadi pemimpin dalam pencegahan perubahan iklim. Langkah-langkah akan diambil untuk mengurangi emisi CO2 sebesar 80% pada 2050.

Sumber:

http://unfccc.int/meetings/cop_14/items/4481.php

http://www.twnside.org.sg/climate.news.poznan.htm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *