Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

BASIC Group Tekankan Akses yang Adil pada Ruang Karbon

Disarikan Ani Purwati – 28 Jul 2010

Para Menteri dari negara-negara Basic Group, dalam sebuah pernyataan bersama pada pertemuan keempat mereka di Rio de Janeiro 25-26 Juli, menekankan masalah akses yang adil pada ruang karbon sebagai elemen utama dalam pengembangan sebuah hasil yang seimbang dan komprehensif untuk negosiasi perubahan iklim.

 
Basic Group terdiri dari Brazil, Afrika Selatan, India dan China. Pernyataan bersama tersebut dimuat dalam TWN Info Service on Climate Change.

 

Menurut pernyataan bersama, Para Menteri mengatakan bahwa tujuan global untuk pengurangan emisi harus didahului oleh definisi paradigma untuk berbagi beban yang adil.

 
Mereka menekankan bahwa akses yang adil pada ruang karbon harus dipertimbangkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan, hak yang merupakan inti dari rezim perubahan iklim, dan  membutuhkan pelaksanaan pembiayaan ambisius, dukungan teknologi dan pengembangan kapasitas.

 

Para Menteri juga sepakat bahwa cepat dimulainya pendanaan akan menjadi kunci untuk hasil yang efektif dalam negosiasi perubahan iklim di Cancun (pada bulan Desember 2010) dan mreka mengungkapkan kekhawatiran terhadap kurangnya juklak untuk penyediaan sumber daya tersebut.
 
Para Menteri juga mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa pendanaan tersebut harus baru dan bertambah, serta diberikan sebagai hibah dan atas dasar konsesi, memperhatikan definisi dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) dan pemahaman yang dicapai di Kopenhagen .

 

Para Menteri juga menekankan bahwa kerja pada pengukuran, pelaporan dan verifikasi (measurement, reporting and verification – MRV) dari dukungan internasional harus didahulukan segera, termasuk melalui pengembangan prosedur umum untuk pelaporan pendanaan.

 
Menteri-menteri yang hadir dalam pertemuan itu adalah Duta Besar Rio Antonio de Aguiar Patriota (Pejabat Menteri Hubungan Luar Negeri Brazil), Izabella Teixeira (Menteri Lingkungan Hidup Brazil), Xie Zhenhua (Wakil Ketua Pembangunan Nasional dan Komisi Reformasi China), Jairam Ramesh (Menteri Negara (Independent Charge), Lingkungan Hidup dan Hutan di India), dan Buyelwa Sonjica (Menteri Urusan Air dan Lingkungan Afrika Selatan).

 

Hadir juga Utusan Khusus Venezuela untuk Perubahan Iklim, Claudia Salerno Kaldera, yang hadir sebagai pengamat.
 
Pernyataan bersama itu mengatakan bahwa Para Menteri menekankan dukungan mereka pada tujuan aspirasi menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius dalam tingkat pra-industri, mengingat bahwa pembangunan sosial dan ekonomi serta pemberantasan kemiskinan merupakan prioritas pertama dan utama dari pengembangan negara.”

 

Menurut pernyataan bersama, “Mengikuti petunjuk yang ditetapkan oleh Para Menteri pada pertemuan mereka di Cape Town, para ahli dari negara-negara BASIC Group bertemu dan saling bertukar pengalaman tentang isu-isu keadilan. Para Menteri menyambut baik hasil konsultasi tersebut. Mereka menggarisbawahi perlunya kerjasama lebih lanjut di antara para ahli BASIC Group tentang masalah ini, dengan maksud untuk memahami ekonomi, sosial, implikasi ilmiah dan teknis dari akses yang adil pada ruang karbon dan memperkuat pertimbangan umum hal ini.”

 
“Para Menteri menekankan masalah akses yang adil pada ruang karbon sebagai elemen utama dalam pengembangan hasil yang seimbang dan komprehensif untuk negosiasi perubahan iklim.”

 

Pernyataan bersama itu juga mengatakan bahwa Para Menteri mencatat perbedaan antara MRV komitmen pengurangan emisi oleh negara maju, yang terkait dengan kepatuhan dan komparatif, dan MRV aksi mitigasi secara nasional (nationally appropriate mitigation actions – NAMAs) oleh negara-negara berkembang, yang terkait dengan transparansi.”

 
Mereka menegaskan bahwa dukungan NAMAs harus tunduk pada MRV internasional, dalam hubungannya dengan MRV dukungan internasional, sedangkan tanpa dukungan NAMAs akan menerapkan MRV domestik.”

 

“Konsultasi international dan analisa informasi mengenai aksi tanpa dukungan akan berguna untuk meningkatkan transparansi, melalui pertukaran teknis multilateral di bawah UNFCCC,” kata pernyataan itu lebih lanjut.

 
Pernyataan bersama mengatakan bahwa Para Menteri menegaskan pentingnya pendekatan dua arah, yang di satu sisi memandang hasil yang ambisius dan komprehensif untuk negosiasi baik menurut Kelompok Kerja Ad Hoc Aksi Kerjasama Jangka Panjang di bawah UNFCCC (Ad-Hoc Working Group on Long-Term Cooperative Action) dan Kelompok Kerja Ad Hoc tentang Komitmen Annex I selanjutnya di bawah Kyoto Protocol (Ad-Hoc Working Group on Further Commitments by Annex I Parties) dan di sisi lain, menganggap unsur-unsur untuk hasil yang adil dan seimbang di Cancun, meliputi, misalnya, berbagai inisiatif yang bisa didukung dengan cepat oleh pendanaan.”

 

Mereka juga menekankan perlunya informasi yang rinci dan komprehensif mengenai cepat dimulainya arus pendanaan yang diberikan oleh negara-negara maju, yang harus tersedia secara resmi. Mereka juga mengindikasikan perlu cepatnya pendanaan untuk secara seimbang menutupi semua pilar dari  Rencana Aksi Bali, termasuk adaptasi serta pengembangan dan transfer teknologi.”

 
Para Menteri, menurut pernyataan bersama, “menegaskan kembali dukungan mereka terhadap usulan G77 dan China mengenai mekanisme pendanaan dari UNFCCC dan menyatakan penghargaan mereka pada kesepakatan dalam negosiasi mengenai pembentukan dana baru untuk memerangi perubahan iklim. Mereka memandang bahwa pendanaann publik harus memainkan peran utama sebagai sumber pendanaan terprediksi. ”

 

Dalam hal ini, mereka menekankan pentingnya kerja UN Secretary-General’s High-level Advisory Group on Climate Change Financing memenuhi harapan negara-negara berkembang dan sesuai dengan prinsip-prinsip dari UNFCCC.

 
Para Menteri juga “menekankan pentingnya kesatuan Kelompok 77 dan China dan perannya dalam perundingan multilateral, termasuk dalam konstruksi dan penguatan rezim perubahan iklim. Mereka juga menyoroti peran BASIC sebagai bagian dari Kelompok 77 dan China dan pentingnya negara-negara BASIC mempertahankan partisipasi penuh mereka dalam diskusi dan kegiatan  grup. ”

 

Para Menteri juga sepakat untuk memperluas konsultasi dengan kelompok negara lain, dengan tujuan untuk secara aktif berpartisipasi untuk hasil yang sukses dan ambisius di Cancun dan sekitarnya.
 
Mereka menyambut baik tawaran China untuk menjadi tuan rumah Pertemuan Kelima Para Menteri BASIC Group pada 10 – 11 Oktober dan mengomentari tentang strategi alami pertemuan sebagai persiapan untuk Konferensi Para Pihak untuk UNFCCC Keenambelas (COP-16 ) dan Pertemuan Keenam Para Pihak untuk Protokol Kyoto (CMP-6).

 
“Sebuah pertemuan para ahli akan diadakan bersamaan dengan pertemuan Para Menteri, dalam rangka untuk mengedepankan diskusi tentang akses yang adil pada ruang karbon dan juga isu-isu terkait dengan kebijakan perdagangan dan perubahan iklim,” kata pernyataan itu lebih lanjut.

Sumber: http://www.twnside.org.sg/title2/climate/info.service/2010/climate20100703.htm

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *