Ani Purwati – 17 Apr 2009
Dalam sesi ketiga Ad Hoc Working Group on Kyoto Protocol (AWG-KP) Konferensi Perubahan Iklim di Bonn, Jerman (29 Maret-8 April 2009), Asad Rehman, dari Friends of the Earth International menyampaikan aspirasi Climate Justice Now! Atau Keadilan Iklim Sekarang!, sebuah jaringan yang terdiri lebih dari 160 organisasi dan gerakan dari berbagai dunia yang berkomitmen memperjuangkan keadilan gender, ekologi dan sosial.
Menurutnya, masyarakat dunia selatan yang lemah di tengah industri dunia utara telah lama memikul beban racun ekstraksi energi, transportasi dan produksi. Sekarang masyarakat tersebut menghadapi dampak buruk dari perubahan iklim.
Namun dalam perundingan ini, negara-negara kaya sedang melakukan penkanan pada pemerintah negara selatan untuk berkomitmen pada pengurangan emisi yang mengikat. Pada saat yang sama negara-negara kaya ini telah menolak untuk bertindak sesuai peraturannya sendiri dan kewajiban moral.
Mereka mempunyai tiga tahun sejak Montreal untuk membahas ketentuan dan target pengurangan emisi untuk periode komitmen selanjutnya, namun tetap menolak mendapatkan target spesifik.
Waktu berlalu. Semua Negara Annex I harus berkomitmen pada pengurangan emisi cukup kuat untuk menyelamatkan planet bumi dan mulai membayar kembali hutang iklim kepada negara non Aneex I, yang sebagian besar emisi per kapitanya rendah dan tidak bertanggungjawab secara histories.
Yang kami lakukan ini adalah upaya untuk melihat kesungguhan negara-negara anggota Konvensi Perubahan Iklim terhadap perdagangan karbon untuk menghadapi tantangan krisis perubahan iklim. Dengan cara yang sama pinjaman yang cacat akan mempercepat krisis keuangan global, pasar karbon berdasar pada kredit karbon yang cacat, juga bisa mendorong pada hasil yang sama.
“Kita percaya gaya hidup kita harus berubah, konsumsi yang boros harus dikurangi terutama oleh negara utara dan juga para elit di negara selatan,” ungkap Rehman.
Tetapi sistem dan struktur ekonomi penting sekarang harus berubah. Solusi salah yang ditawarkan seperti batubara bersih, nuklir, penangkap dan penyimpan karbon, agrofuels, penanaman monokultur harus ditolak.
Sebagai gantinya kita harus mempunyai pembayaran kembali hutang karbon oleh negara maju untuk konsumsi ruang lingkungan yang berlebih dan berdampak pada negara berkembang. Hutang untuk emisi berlebih dan kejahatan yang mempengaruhi harus dibayar kembali dengan meningkatkan peluang atmosfir bagi negara berkembang, dan melalui pendanaan substansial dan transfer teknologi dari utara ke selatan, sesuai dengan pengawasan demokrasi untuk mencapai perubahan penting menuju lingkungan dan masyarakat berkelanjutan.
“Kami butuh keadilan bagi manusia dan planet. Kami butuh keadilan iklim,” tuntutnya atas nama Climate Justice Now!
Sumber: