Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Peringatan Hari Lingkungan Hidup Jangan Hanya Seremonial

Ani Purwati – 25 May 2010

Peringatan Hari Lingkungan Hidup setiap tanggal 5 Juni jangan hanya terpukau dengan kegiatan seremonial saja. Setelah peringatan ini harus ada tindakan lanjutan. Daerah-daerah juga sebaiknya mengadakan kegiatan seperti pameran yang dilombakan dan dinilai.

“Pemenangnya akan mendapatkan reward. Hal ini berfungsi sebagai upaya kampanye penyadaran masyarakat. Selain itu juga perlu melakukan kampanye dalam bentuk lain,” demikian disampaikan Gusti Muhammad Hatta, Menteri Lingkungan Hidup saat konferensi pers menyambut Hari Lingkungan Hidup di Jakarta, Senin (24/5).

Tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni nanti adalah “Keanekaragaman Hayati, Masa Depan Bumi Kita.” Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menetapkan tema ini berdasarkan tema global yang ditetapkan United Nations Environment Programme (UNEP), yakni “Many Species, One Planet, One Future.”

Sebagai Negara Megabiodiversity, seharusnya Indonesia tidak hanya bangga, melainkan juga berupaya menjaga keanekaragaman hayati. Jangan sampai keanekaragaman hayati yang bermanfaat dalam kehidupan bangsa ini tiba-tiba menghilang.

Untuk menata pembangunan agar lebih ramah lingkungan dan mencegah semakin memburuknya penurunan nilai dan fungsi lingkungan hidup, KLH mulai menerapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk pulau-pulau besar, yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua.

“Kebijakan dan ijin-ijin usaha harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung pulau-pulau tersebut,” kata Gusti.

Terlebih lagi menurut hasil perhitungan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia adalah 59,95. Nilai yang masih kurang dari seharusnya menurut Gusti. Pulau dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup paling buruk adalah Jawa dan disusul Kalimantan.

Kondisi Kalimantan seperti Kalimantan Tengah menurut Gusti semakin memburuk. Alih fungsi lahan karena tambang dan perkebunan sawit masih menjadi penyebab utama. Sementara proyek-proyek Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation (REDD) untuk mengelola lahan hutan dan gambut yang bermanfaat dalam mitigasi perubahan iklim di kawasan ini belum ada yang terealisasi.

Gambut Prioritas Dana REDD

Menurut Gusti rehabilitasi lahan gambut akan menjadi prioritas implementasi bantuan pendanaan negara maju untuk program pengurangan emisi dari sektor kehutanan di Indonesia. Salah satu sumber dana berasal dari Norwegia sebagai salah satu negara maju yang ingin merealisasikan bantuan ke Indonesia melalui program REDD.

Rencananya Norwegia akan membantu Indonesia untuk pendanaan REDD-Plus sebesar 1 miliar dollar AS. Untuk proses realisasi bantuan dana,  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Mei 2010 akan menandatangani letter of intent (LoI) di Oslo, Norwegia.

Gusti berharap, implementasi REDD-Plus nanti jangan sampai melibatkan peran ’broker’ pedagang karbon. Selain itu implementasi dana REDD-Plus sebaiknya diatur sebesar 60 persen untuk masyarakat yang hidup di wilayah kehutanan. Selebihnya untuk kepentingan operasional pemerintahan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *