Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Konferensi Perubahan Iklim di Lima Peru Ditutup

Oleh: Indrajit Bose and Meena Raman

Waktu menunjukkan pukul satu dinihari, 40 jam dari jadwal rencana penutupan, Konferensi para Pihak (Conference of Parties – COP20) dari Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC – United Nation Framework Convention on Climate Change) di Lima ditutup. Konferensi mengadopsi Seruan Lima untuk Aksi Iklim atau Lima Call for Climate Action sebagai hasil dari dua minggu perundingan iklim di bawah the Ad Hoc Working Group on Durban Platform for Enhanced Action (ADP), setelah dibayangi kegagalan.

ADP adalah badan ad hoc yang berurusan dengan proses untuk sampai pada kesepakatan (perjanjian) baru untuk disepakati di Paris (Perancis) 2015 di bawah UNFCCC yang akan berlaku pada 2020.

Keputusan akhir tidak datang dengan mudah, dan beberapa proses dari dokumen harus dipersiapkan sebelum para Pihak dapat mengadopsinya. Versi sebelumnya dari draf keputusan yang disiapkan oleh Ketua-ketua (co-chairs) ADP dianggap tidak merefleksikan pandangan dari beberapa pihak negara berkembang dan ada isu dimana beberapa posisi para Pihak masih sangat terbagi.

Dengan perundingan di ambang kegagalan, Presiden COP 20 Manuel Pulgar Vidal, Menteri Lingkungan Peru mengambil alih.

Pada Jumat 12 Desember 2014, Ketua Bersama (Co-Chairs) ADP Artur Runge-Metzger (Uni Eropa) dan Kishan Kumarsingh (Trinidad dan Tobago), dibawah petunjuk Vidal, telah mempersiapkan draf keputusan dan mendistribusikan pada para Pihak pada malam hari. Para Pihak memiliki waktu untuk mempelajari keputusan dan ADP ditunda untuk satu malam.

Pada hari Sabtu, 13 Desember ketika pertemuan ADP diadakan, kebanyakan negara berkembang berbicara dengan keras dan menyuarakan penolakan atas teks yang disiapkan oleh co-chairs, karena mereka mengatakan bahwa teks tersebut tidak seimbang dan tidak merefleksikan isu-isu kunci seperti perbedaan antara negara berkembang dan negara maju dan prinsip keadilan dan bersama tetapi berbeda tanggung jawab (common but differentiated responsibility – CBDR).

Masalah lain yang juga sulit adalah ketiadaan kontribusi setelah periode 2020, ketidaksepahaman atas cakupan Kontribusi Harapan Nasional yang Diputuskan (the intended nationally determined contributions – INDCs) sebagai ganti dari perjanjian 2015 dan proses untuk kaji ulang dari INDCs tahun depan, kegagalan untuk memasukkan isu ‘kehilangan dan kerusakan atau loss and damage’ dan sangat buruk untuk aksi iklim sebelum 2020.

Dalam penolakan atas draf keputusan co-chairs ADP, negara-negara berkembang juga meminta pada Menteri Peru untuk mengintervensi dan memperbaiki keseimbangan dari keputusan dengan merefleksikan keprihatinan dari negara-negara berkembang, Negara maju dilain pihak menginginkan teks yang disusun oleh co-chairs segera disahkan dalam sidang pleno.

Mengikuti reaksi dalam ruang sidang, salah satu co-chairs dari ADP mengumumkan bahwa tidak ada konsensus dalam ruangan dan ‘dibawah kekuasaan kami, co-chairs kami dan saya akan menyampaikan teks ini kepada presiden COP sehingga dia mungkin akan memimpin konsultasi untuk menyepakati teks”.

Dengan asumsi mengendalikan situasi, Vidal mengatakan, “Saya bertanggung jawab dengan kejelasan dan dedikasi untuk mengambil proses ke depan. Kita akan mencapainya (kesepakatan) bersama-sama, dengan menjaga semangat saling percaya dan trasnparansi.” Dia menambahkan dia akan bertemu dengan kelompok-kelompok negara sepanjang sore dan akan kembali dengan teks versi baru yang akan lebih ‘seimbang’. Dia meminta negara-negara untuk datang dengan solusi ketika bertemu dengannya.

Dengan perundingan dalam krisis, maka yang terjadi adalah pertemuan tertutup dan pembicaraan di antara kelompok kelompok para pihak dengan presiden COP. Dalam pertemuan ini, Presiden COP berupaya menemukan apa yang bisa diterima dan yang tidak bisa diterima.

Sementara, para pengamat dan peserta yang lain menunggu dengan dengan harap-harap cemas atas langkah ke depan yang akan dilakukan dan bagaimana isu-isu yang sulit bisa diselesaikan. Banyak delegasi sudah bersiap-siap untuk menuju ke bandar udara, dan beberapa bahkan sudah pulang. Beberapa orang tertidur di kursi-kursi, mengingat perundingan sebelumnya berlangsung sampai jam 4 dinihari. 

Sidang COP dimulai kembali Sabtu, jam 11.30 malam dan draf keputusan disiapkan di bawah kendali Menteri Pulgar dibagikan pada para pihak. Setelah itu, para pihak hanya diberikan lebih dari satu jam untuk membaca detail secara keseluruhan. Setelah jeda, para pihak bersidang kembali.

Dengan kata “jadi ini sudah diputuskan – it is so decided”, presiden COP mengetok palu keputusan — tanpa ada para pihak yang mengajukan keberatan – dan Seruan Lima untuk Aksi Iklim diadopsi. Kesepakatan sekarang dilihat lebih seimbang, dengan bahasa mengenai CBDR, rujukan ke ‘loss and damage’ dan cakupan INDCs tidak berpusat pada mitigasi. Bahasa bahwa efek dari INDCs tidak akan mendahului Kesepakatan Paris juga ada. Selain itu, tidak ada kajian ex-ante dari INDC sebelum kesepaktan Paris.

Menyambut kesepakatan, kelompok para pihak memberikan pernyataan singkatnya, mengapresiasi perilaku dimana presiden COP telah mengendalikan situasi dan bagaimana Lima telah memberi jalan untuk Kesepakatan Paris.

Diterjemahkan bebas dari TWN Lima News Update No.24, judul : (Corrected) TWN Lima News Update No.24: COP20 concludes with decision, after day of drama, tanggal 17 Desember 2014. Situs: www.twn.my

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *