Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Komite Teknologi UNFCCC Bahas Isu Kunci Transfer Teknologi

Meena Raman – 26 Apr 2013

Jenewa, 1 April – Komite Eksekutif Teknologi (Technology Executive Committee – TEC) di bawah UNFCCC mengadakan pertemuan kelima di Bonn pada 26-27 Maret2013. Hal penting yang disampaikan oleh TEC di antaranya sebagai berikut: kerjasama dengan pengaturan kelembagaanyang relevan di bawah dan di luar UNFCCC, dialog tematis tentanglingkungan  dan hambatan untuk pengembangan dan transfer teknologi,kebutuhan penilaian (assessments) teknologi, roadmap teknologi danbriefing teknologi.

TEC adalah salah satu komponen dari Mekanisme Teknologi yang didirikan oleh Konferensi Para Pihak UNFCCC (COP) di Cancun (2010) dan terdiri dari 20 perwakilan (9 dari negara maju dan 11 dari negara-negara berkembang. Komponen lain dari mekanisme adalah  Jaringan dan PusatTeknologi Iklim (Climate Technology Centre and Network – CTCN). Ketua TEC untuk 2013 adalah Antonio Plfuger (Jerman), sementara Gabriel Blanco (Argentina) terpilih sebagai Wakil Ketua.

Kolaborasi pengaturan kelembagaan

Mark Radka dari Program Lingkungan PBB (United Nations Environment Programme-UNEP) memberikan informasi terbaru status CTCN tersebut.COP di Doha tahun lalu, memutuskan bahwa UNEP (sebagai pemimpin dari konsorsium 11 lembaga mitra), terpilih sebagai tuan rumah CTC untuk jangka waktu lima tahun.

Radka memberitahu anggotaTEC bahwa CTC akan berlokasi di gedungbaru PBB di Copenhagen, dengan biaya yang ditanggung oleh Pemerintah Denmark. Dia juga mengatakan bahwa perjanjian negara tuan rumahsedang disimpulkan. Tentang staf dari CTC, Radka mengatakan bahwa mereka akan datang dari UNEP dan Organisasi Pengembangan Industri PBB(Nations Industrial Development Organisation -UNIDO), proses perekrutanitu sedang berlangsung.

Dia menambahkan bahwa Dewan Penasehat (Advisory Board – AB) dariCTCN belum sepenuhnya diangkat. Namun, pertemuan pertama dari ABdijadwalkan 14-15 Mei di Copenhagen, dan akan terbuka untuk pengamat.Radka juga mengatakan bahwa  dua dialog pakar regional  telahdirencanakan akan diadakan sebelum pertemuan badan di bawah UNFCCCpada bulan Juni tahun ini, dan entitas nasional yang ditunjuk (national designated entities – NDEs) harus terlibat. NDEs yang baik sangat pentinguntuk CTCN berfungsi dengan baik.

(Di Durban tahun 2011, disepakati bahwa CTCN will menerima permintaandari negara-negara berkembang melalui NDEs mereka. Negara-negara berkembang diminta oleh Sekretariat UNFCCC untuk mencalonkan NDEsmereka yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan  transferteknologi pada 29 Maret)

Radka juga menginformasikan anggota TEC bahwa dana untuk periodeawal CTCN akan datang dari Komisi Eropa ( 6,5 juta), Denmark ( 5,2 juta),Canada ( 2,5 juta), Jepang ( 2,5 juta) dan Amerika Serikat ( 1 juta). Dia mengatakan bahwa diperlukan mekanisme keuangan untuk memobilisasisumberdaya yang memadai, berkelanjutan, dan dapat diprediksi.

Menanggapi Radka, Jukka Usukainen (Finlandia) mengatakan bahwa CTCNadalah lengan operasional TEC dan jangkauannya yang paling penting.Ketika memobilisasi kegiatan, UNEP dan mitranya menjadi global danbesar, harus menjamin keberadaan di regional dengan staf dan tenaga kerja. Ini penting untuk memberikan kepercayaan di tingkat regionalbahwa badan ini melayani mereka. Dia menambahkan bahwa bimbinganCOP jelas bahwa Global Environment Facility (GEF) harus membiayai CTCNdan jadi masalah bila ini masih belum jelas.

Nagmeldin G. Elhassan (Sudan) mengatakan akan baik bagi anggota TEC dan AB dari CTCN untuk mengadakan pertemuan satu hari bersama.Gabriel Blanco (Argentina) menekankan bahwa dalam keputusan COP ada ketentuan untuk pusat regional. Setiap lembaga regional yang ingin menjadi bagian dari CTCN bisa menjadi bagian dari ‘Jaringan’. Para anggota TEC juga diberikan update oleh perwakilan dari Komite Tetap Keuangan, Komite Adaptasi dan kelompok ahli LDC (LEG).

Wakil ketua Blanco mengusulkan agar gugus tugas kecil dari TEC akan dibentuk, terdiri dari 4 orang yang akan ditugaskan untuk mengidentifikasi bidang-bidang prioritas untuk kolaborasi dan untuk mengusulkan modalitas / pilihan untuk terlibat dengan badan-badan lainnya. Ide-ide harus dibawa ke pertemuan TEC berikutnya untuk diskusi lebih lanjut. Disepakati bahwaanggota TEC dari Amerika Serikat, Jerman, Sudan dan Iran akan menjadigugus tugas.

Area kerjasama lebih lanjut dengan organisasi di luar Konvensi

Anggota diingatkan oleh Sekretariat bahwa setelah pertemuan ketiga TECitu, permintaan  untuk masukan pada kegiatan yang dilakukan oleh organisasi pengamat terakreditasi yang relevan dengan TEC diluncurkan.Hasil dari permintaan ini dipertimbangkan oleh TEC pada pertemuankeempat sebelumnya. Masukan yang diterima membantu TEC dalam mengidentifikasi organisasi mitra yang mungkin untuk melakukan kegiatankolaboratif di masa depan. Sekretariat menyajikan gambaran dariorganisasi mitra yang mungkin bisa mendukung TEC dalam melaksanakanrencana  kerja tersebut.

Keprihatinan juga dikemukakan oleh anggota TEC dari China dan Sudanbahwa  beberapa organisasi pengamat dari negara-negara berkembangyang telah menanggapi permintaan TEC untuk masukan, tidak dianggap.Mereka menyebutkan, organisasi-organisasi itu seperti South Centre danThird World Network. Anggota TEC lainnya dari AS dan Finlandiamemandang bahwa bentuk keterlibatan dengan organisasi harus diputuskan setelah fungsi yang diperlukan jelas.

Wakil Ketua Blanco juga mengundang organisasi pengamat untuk memberikan pandangan mereka. Beberapa organisasi mengambilkesempatan, termasuk perwakilan dari Third World  Network yangmenyatakan kekecewaannya bahwa organisasi negara berkembang tidak terdaftar sebagai organisasi mitra.

Para anggota TEC pada hari kedua dan terakhir dari pertemuan itu,bertemu lebih dulu di pagi hari di balik pintu tertutup (tanpa pengamat),untuk membahas bagaimana untuk memproses masalah ini.Setelahpertemuan mereka, wakil ketua Blanco menjelaskan hasil darikeputusan mereka. Dia mengatakan bahwa TEC ingin melibatkanpengamat dalam upaya yang jauh lebih dalam pekerjaannya. Dia menambahkan bahwa topik untuk rencana kerja 2012-2013 pertama kaliakan didefinisikan, yang mengikuti jenis modalitas untuk keterlibatandengan pengamat akan juga. Di antara modalitas dapat melibatkankepatuhan, seperti partisipasi dalam-sesi dan intersessional. Setelah TECmendefinisikan topik dan modalitas, mereka akan membuka undangan untuk semua pengamat sesuai minat mereka untuk berpartisipasi dalam pekerjaan TEC. Topik untuk kerja lebih lanjut akan ditentukan pada pertemuan TEC berikutnya.

Dialog tematik tentang lingkungan yang kondusif dan hambatan

COP di Doha tahun lalu, meminta TEC, dalam menjabarkan program kerjamasa depan, agar memulai masalah yang berhubungan dengan lingkunganyang kondusif dan hambatan untukpengembangan dan transfer teknologi.Hal ini termasuk di antara isu-isu lain, hak kekayaan intelektual (HKI)

“Yang diidentifikasi sebagai daerah yang lebih jelas akan diperlukan padaperan mereka dalam pengembangan dan transfer teknologi iklim yangdidasarkan pada bukti-bukti berdasarkan kasus per kasus.”

Kunihiko Shimada(Jepang) menyarankan fokus pada hambatan ekonomidalam pengembangan dan transfer  teknologi serta mengatakanpembiayaan dan kapasitas di negara-negara berkembang adalahisu-isu kunci. Wang Can (China) mengingatkan anggota TEC bahwa adakesepakatan  untuk mengatasi masalah HKI dan ada kebutuhan untukkejelasan lebih lanjut mengenai masalah ini. Anggota TEC dari Iran dan Kazakhstan juga mendukung kebutuhan untuk mengatasi masalah HKI.

Sebagai tanggapan, Griffin Thompson (AS) memperingatkan terhadap isumemecah-belah dari topik yang berkaitan dengan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan dan transfer teknologi. Dia menyarankanmenunggu hasil dari dialog tematis tentang penelitian, pengembangan dan demonstrasi sebelum memutuskan untuk memproduksi produk apapun dilingkungan yang kondusif.

Nagmeldin G.Elhassan (Sudan) mengatakan bahwa hambatan untuktransfer teknologi tidak hanya HKI dan ada banyak lainnya, dimanaanalisis diperlukan. Hambatan yang berbeda memiliki rekomendasi yang berbeda.

Krzysztof Klincewicz (Polandia) mendesak siapapun yang memiliki contoh spesifik dimana HKI adalah penghalang untuk transfer teknologi untuk melangkah maju dan memberikan bukti. Dia mengeluh bahwa  dia belum menerima respon terhadap pertanyaan ini. Griffin Thompson (AS)mengatakan bahwa penting untuk merujuk Penilaian Kebutuhan Teknologi(Technology Needs Assessments-TNAs) yang adalah  produk dari negara-negara berkembang dan mengatasi “hambatan dunia nyata pada kebijakan publik” dan bukan”menyulap hambatan baru.”

Sebagai tanggapan, Wang Can (China) mengatakan bahwa semuahambatan harus diselesaikan dan setiap masalah harus diselidiki lebih lanjut untuk menemukan solusi. Menanggapi anggota Polandia untukcontoh-contoh spesifik dimana HKI adalah penghalang, dia mengatakan tidak melihat permintaan TEC tentang masalah ini. Wang mengatakanmungkin itu adalah ide yang baik  untuk permintaan pengajuan tentangapakah HKI merupakan penghalang atau tidak untuk transfer teknologi.Dia mengatakan lokakarya tentang ini juga bisa diatur.

Wakil ketua, Gabriel Blanco (Argentina), mengatakan bahwa tampaknya anggota ingin mengatasi hambatan yang teridentifikasi dalam TNAs. Diamengusulkan bahwa salah satu tindak  lanjut kegiatan bisa untuk analisis yang komprehensif terhadap informasi dari berbagai sumber, termasuklaporan sintesis TNAs dan pengajuan dari pengamat. Hal ini dapatdisediakan oleh sekretariat.

Beberapa anggota TEC termasuk dari AS dan Irlandia menyarankan fokus pada teknologi adaptasi terkait lingkungan yang kondusif dan hambatan. Matius Kennedy (Irlandia) mengatakan bahwa tidak ada nilai dalam memandang hambatan mitigasi dan lainnya dimana  PBB sudah melakukannya. Thompson (AS) setuju dengan Kennedy dan menekankan perlunya untuk fokus pada adaptasi dan TNAs.

Sebagai tanggapan, Wang Can (China) mengatakan bahwa nilai tambah dari TEC adalah untuk memberikan rekomendasi kebijakan kepada COP, berdasarkan laporan yang baik. Nagmeldin G. Elhassan (Sudan) mengatakan bahwa anggota TEC tidak boleh mengabaikan informasiterkait mitigasi. Penting untuk mempertimbangkan TNAs dan hambatan baik dalam kaitannya dengan mitigasi dan adaptasi.

Wakil ketua Gabriel Blanco (Argentina) mengatakan bahwa setelahkonsultasi informal antara anggotaTEC, sarannya adalah memintaSekretariat untuk mengkompilasi dan mensintesis informasi  yang terkandung di babak kedua TNAs (lihat di bawah untuk rincian lebih lanjut)dengan fokus pada hambatan dan kemungkinan untuk pengembangan dan transfer teknologi. Berdasarkan informasi ini, pertemuan TEC berikutnyaakan memutuskan organisasi dialog lebih lanjut atau lokakarya tentangpelajaran dari instansi terkait, denganfokus pada mengatasi hambatan.Anggota setuju untuk saran ini.

Penilaian Kebutuhan Teknologi (Technology Needs Assessment-TNAs)

TEC mengundang UNEP untuk memberikan latar belakang tentangTNAs.Mark Radka menjelaskan pada para anggota bahwa TNAs hanya proses,dan ada risiko yang melekat bahwa negara-negara berkembang berbeda dalam kemampuan mempersiapkan mereka. (Kerja pada TNAs di bawah Program Strategis Poznan didukung oleh GEF dan dilaksanakan oleh UNEPserta akan segera diselesaikan. Proyek ini bertujuan untuk mendukung 36Pihak non-Annex 1 dalam  melaksanakan  laporanTNA mereka. Babakpertama TNAs melibatkan 15 negara-negara berkembang sedangkanputaran kedua mencakup 21 negara.)

Sekretariat UNFCCC juga melakukan dua survei untuk mengumpulkan informasi tentang  status pelaksanaan hasil TNAs seperti yang telah diidentifikasi dan dilaporkan di babak pertama TNAs, termasuk kisah sukses dan faktor serta informasi ini juga diberikan kepada anggota TEC.Selanjutnya, ada juga makalah latar belakang yang diberikan kepadaanggota tentang “antar-hubungan antara TNAs dan proses membuat kebijakan iklim nasional dan internasional.”

Kunihiko Shimada (Jepang) menyarankan lokakarya dan pertemuan dengan pemodal (bank pembangunan multilateral dan pemodal swasta) tentang cara mengatasi kelemahan yang dihadapi dalam pelaksanaan TNAs. Hal ini juga didukung oleh anggota dari AS, yang menambahkan bahwa TEC bisa memberikan pesan yang kuat pada pelaksanaan TNAs.

Nagmeldin G. Elhassan (Sudan) mengatakan GEF harus terus membiayai pengembangan TNAs dan TEC harus mengatasi hambatan sehingga TNAs bisa dibiayai. Wang Can (China) ingin TEC mempertimbangkan apa saran kebijakan yang dapat dibuat dari pengalaman TNA untuk COP.

Ketua Pfluger (Jerman) mengatakan bahwa setelah berbagai usulan, akan ada tindakan lebih lanjut untuk menindaklanjuti pada pertemuan berikutnya.
Roadmap teknologi
TEC pada pertemuan keempatnya menyepakati kerangka acuan makalah latar belakang  dipersiapkan pada roadmap teknologi (technology roadmaps – TRMs) untuk adaptasi dan mitigasi. Konsultan menyajikan hal-hal penting dari latar belakang makalah. Definisi kerja dari TRM dalam konteks TEC ditetapkan sebagai berikut dalam makalah latar belakang : “TRM A berfungsi sebagai dasar yang koheren untuk pengembangan teknologi spesifik dan kegiatan transfer, menyediakan objektif umum (lebih terukur), waktu khusus tonggak dan satu set konsisten tindakan nyata, yang dikembangkan bersama-sama dengan para pemangku kepentingan terkait, yang berkomitmen untuk peran mereka dalam pelaksanaan TRM.”

Diantara temuan di makalah adalah bahwa proses pemetaan jalan(roadmap) – setidaknya sama pentingnya dengan roadmap yang dihasilkan; ada kesenjanganyang jelas dalam TRMs yang berkaitan denganteknologi adaptasi, mayoritas TRMs diproduksi di negara Annex 1 atau oleh organisasi internasional, dengan sangat sedikit ditulis oleh atauditargetkan pada negara non-Annex 1, sebagian besar TRMs memilikilingkup nasional atau internasional; ada kebutuhan yang jelas untuk bimbingan dalam rangka meningkatkan kualitas TRMs.

TEC diminta untuk mempertimbangkan langkah-langkah berikutnya yang spesifik dan diminta untuk mengatasi berikut: identifikasi kesenjanganyang berhubungan dengan praktik roadmap teknologi adaptasi; pertemuanahli TRMs dan apakah makalah latar belakang bisa dibuat publik. (Satu hari sebelum pertemuan TEC pada tanggal  25 Maret,TEC telahmengadakan pertemuan ahli TRMs di bidang adaptasi di Bonn.)

Nagmeldin G.Elhassan (Sudan) mengatakan ada kebutuhan untuk bekerjaatas dasar analisis berasal dari TNAs. Kerja para TEC diperlukan untuk berguna dan mendukung praktik adaptasi di lapangan. Ada kebutuhan untuk melihat bagaimana TRMs dapat berguna untuk pelaksanaanRencana Adaptasi Nasional. Ada celah di TRMs untuk adaptasi,ditambahkan lebih lanjut bahwa teknologi local (asli) adalah penting tetapi tidak digunakan pada skala yang lebih luas. Dalam hal ini, TRM tersebutdapat berguna dan ada kebutuhan untuk bimbingan. TRMs juga bisamengatasi sektor yang rentan dan  ia mengusulkan agar gugus tugas dariTEC pada TRMs meneruskan pekerjaannya.

Matius Kennedy (Irlandia) mengatakan brifing teknologi tentang pesan-pesan kunci dari makalah latar belakang TRMs bisa bermanfaat. KetuaAntonio Pfluger (Jerman) mengatakan bahwa brifing bisa baik untukkomunikasi tetapi ada juga kebutuhan untuk makalah latar belakang juga.Wang Can (China), sehubungan dengan kegiatan tindak lanjutmengatakan bahwa jika target kerja adalah pemerintah, maka ada kebutuhan untuk berpikir tentang pelajaran dari peta jalan (roadmap), seperti jika ada pelajaran yang baik. Seyed Mohamed Sadeghzadeh (Iran)mengatakan bahwa dalam konteks masing-masing negara dan daerahperlu dipertimbangkan dan lebih banyak data yang dibutuhkan dalam hal ini. Omedi M. Jura (Kenya) mengatakan ada kebutuhan untuk  melihatpengguna akhir dan memberikan pertimbangan lebih lanjut untuk aplikasi nyata dari TRMs. Ia juga menambahkan bahwa TNAs tidak dapat diabaikan.

Ketua Pfluger (Jerman) menyatakan bahwa ringkasan dari lokakarya pakaryang diadakan pada tanggal 25 Maret disiapkan selain makalah latar belakang pada TRMs. Ada juga kesepakatan untuk memiliki brifing teknisTRMs untuk kerja lebih lanjut diperlukan.

NagmeldinG.Elhassan(Sudan) menegaskan perlunya TEC untuk mengembangkan panduan  praktis  pengembangan dan penggunaanTRMsdalam kaitannya dengan Rencana Adaptasi Nasional  dan TNAs.

Brifing teknologi
Para anggotaTEC juga membahas topik untuk persiapan brifing teknologi(atau makalah teknis). Setelah diskusi, ada kesepakatan bahwa berbagaigugus tugas TEC (adaptasi dan TRMs)  bisa mengusulkan topik untuk pertimbangan lebih lanjut pada pertemuan berikutnya.

Seorang wakil dari Climate Action Network juga berbicara selama sesi ini dan mengusulkan  bahwa ‘penilaian teknologi’ dianggap sebagai topikuntuk brifing ini.Dia mengatakan bahwa itu  adalah penting untuk memahami bagaimana penilaian teknologi berbeda dari TNAs dandiperlukan untuk  mengatasi dampak jangka panjang dari teknologi.

Pertemuan TEC berikutnya akan berlangsung 26-28 Juni dan 4-6September,2013.

(Diterjemahkan bebas dari sumber:http://twnside.org.sg/title2/climate/info.service/2013/climate130401.htm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *