Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

Jagung Transgenik: Komersialisasi dan Uji Cobanya Dihentikan di Meksiko

April 2014 lalu, pengadilan Meksiko menguatkan keputusan yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2013, tentang penghentian terhadap uji coba dan komersialisasi Jagung modifikasi genetika (GMO – Genetically modified organism) atau jagung transgenik di negara tersebut, dengan  pertimbangan “resiko bahaya dalam waktu dekat bagi lingkungan”.

Pada tahun 2009, Pemerintah Meksiko mengijinkan permohonan Monsanto dan korporasi-korporasi lain untuk melakukan uji coba eksperimental terhadap jagung transgenik di enam negara-negara bagian di Utara. Pemerintah Meksiko berada di ambang pemberian persetujuan penanaman komersil skala besar untuk jagung transgenik di negara-negara bagian tersebut  saat keputusan pengadilan tersebut dikeluarkan tahun lalu.

Perintah pengadilan tersebut setelah adanya gugatan perwakilan kelompok yang diajukan oleh 53 warga negara penuntut,  termasuk para petani,  para pencinta lingkungan, dan konsumen dengan dasar bahwa pemberian ijin-ijin untuk menanam jagung transgenik tersebut telah melanggar Undang-Undang Keamanan Hayati Meksiko tahun 2005. Undang-undang Keamanan Hayati ini memberikan perlindungan khusus pada jagung dan menetapkan bahwa jagung transgenik atau hasil rekayasa genetika tidak boleh ditanam dekat wilayah manapun yang dikenal sebagai “pusat asal” jagung.

Para ilmuwan dari Komisi Nasional untuk Keanekaragaman Hayati (Comisión Nacional para el Conocimiento y Uso de la Biodiversidad – CONABIO) Meksiko telah menunjukan dalam sebuah makalah baru-baru ini bahwa Meksiko adalah pusat asal keanekaragaman jagung dan tanaman lain. Mereka memperingatkan dengan pertimbangan “konteks pertanian, kultural dan historis yang melingkupi Meksiko, maka sangat sulit (jika tidak mustahil) untuk mengawasi aliran genetika jika terjadi komersialisasi tanaman pangan transgenik atau rekayasa genetika, dan hal ini dapat mengancam keamanan pangan bagi semua yang bergantung pada produksi jagung  melalui varietas turun-termurun.“

Perusahaan Monsanto dari AS yang banyak mengembangkan tanaman transgenik, menuduh hakim yang memegang teguh amar putusan gagal menjadi hakim yang “tidak memihak”.

Meksiko dikenal sebagai “pusat asal” tanaman jagung, dan rumah bagi banyak ragam keturunan benih tanaman pangan.Masing-masing keturunan inti ini – dikenal sebagai varietas turun-temurun berkembang selama lebih dari ribuan tahun di Meksiko untuk beradaptasi terhadap kondisi lingkungan lokal dan rasa dan keinginan umat manusia yang mengembangkannya.Varietas turun-temurun telah berkembang menjadi sebuah kekayaan varietas-varietas lokal.Wilayah Tengah dan Selatan Meksiko telah lama dikenal sebagai rumah-rumah dari keanekaragaman hayati tanaman jagung. Setiap tahun komunitas adat disana memilih benih terbaik mereka untuk ditanam pada siklus tanam berikutnya. Proses sederhana itu, dan pertukaran benih secara bebas dengan petani lain, telah menghasilkan keanekaragaman kompleks yang kita temukan saat ini.

Sebuah kajian terbaru oleh Komisi Nasional Meksiko untuk Pengetahuan dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati (CONABIO) mengidentifikasi 65 varietas turun-temurun yang berbeda di Meksiko, termasuk beberapa yang belum pernah dimasukan dalam katalog. Dari 65 varietas turunan-termurun yang terpastikan ini, kajian CONABIO mengidentifikasi lebih dari 22.000 varietas jagung yang berbeda yang ada di Meksiko.

Para ahli kuatir bahwa jika jagung rekayasa genetika ini hadir dalam campuran tersebut, dapat mengubah varietas turun-temurun melalui penyerbukan silang ke varietas-varietas asli dan melemahkan integritas genetika dari tanaman-tanaman pangan.Ini bukan sekedar masalah konservasi. Varietas-varietas jagung ini adalah dasar kehidupan, perkembangan bagi keturunan tanaman modern, sebuah sumber daya yang kemudian digunakan oleh pemulia jagung konvensional (dan pemulia rekayasa genetika seperti Monsanto) ketika mereka mencari untuk menciptakan varietas-varietas hibrida yang dapat meningkatkan hasil, tahan kemarau, atau menyediakan adaptasi lain yang bermanfaat untuk iklim-iklim dan lingkungan tanam.
Varietas-varietas asli bernilai sangat tinggi sehingga contoh-contoh varietas asli tersebut disimpan dalam lokasi teramat aman di seluruh dunia sekiranya terjadi bencana.

Di Meksiko, satu varietas misalnya, digunakan hampir secara ekslusif untuk membuat pozole, sup berbumbu halus dengan berlimpah biji jagung putih. Jagung lain digunakan untuk tamale, yang bisa dijumpai dalam beragam bentuk di seluruh Meksiko. Banyak yang digunakan untuk warna-warni tortilla—putih, biru, hijau, merah.

Tortilla (roti datar tradisional) yang dibuat dari jagung yang berwarna-warni sangat dihargai di Meksiko.

Undang-undang Keamanan Hayati, disetujui tahun 2005, mencantumkan perlindungan khusus untuk jagung. Pemerintah Meksiko pada tahun 2009 menyetujui permintaan perusahaan bioteknologi untuk memulai uji coba eksperiemental di enam negara bagian di Utara, tempat dimana keanekaragaman jagung dianggap tidak berarti. Pemerintah sedang bersiap menyetujui penanaman komersial jagung transgenik skala besar di wilayah tersebut pada saat keputusan Hakim  menghentikan seluruh ijin rekayasa genetika.

Dengan mata telanjang, bagian Utara Meksiko tidak terlihat seperti pusat keragaman.Bagian Utara didominasi oleh peternakan beririgasi, terlihat seperti di Iowa (Amerika Serikat).Para petani ini menggunakan benih jagung putih hibrida yang dikembangkan oleh pemulia jagung nasional atau multinasional asing. Tingginya hasil memberikan porsi yang signifikan bagi produksi jagung Meksiko untuk konsumsi langsung manusia, dengan total lebih dari 20 juta ton per tahun. Tambahan sekitar 10 juta ton per tahun datang dari AS, tetapi hampir semua adalah jagung kuning, dan hampir semua yang direkayasa genetika.

Industrialisasi jagung putih adalah pasar yang diincar Mosanto, meski bidang uji coba telah dibatasi bagi varietas-varietas jagung kuning.Meksiko adalah salah satu produsen dan konsumen terbesar jagung putih di dunia.

Dalam sebuah wawancara di gedung bertingkat tinggi markas besar perusahaan di kota Meksiko, Jaime Mijares Noriega, Direktur bidang kerjasama Amerika Latin Monsanto secara mengejutkan sangat terus terang “demi keberhasilan perluasan tanaman-tanaman pangan bioteknologi, haruslah jagung putih dan jagung kuning” katanya. “Jika hanya kuning, kami tidak akan investasi”.

Ini mengejutkan, ini berarti perusahaan-perusahaan bioteknologi berencana memasukan jagung transgenik ke dalam makanan tercinta tortilla dan tamale mereka?

Bagaimana jika terjadi aliran gen atau kontaminasi? Bagi José Sarukhan, direktur CONABIO. Aliran genetika tetaplah aliran genetika, dan sekali tanaman terkontaminasi dengan serbuk sari rekayasa genetika, tanaman itu kemudian akan menyerbuk tanaman-tanaman lain. Sarukhan mengatakan bahwa para peneliti CONABIO terhenyak menemukan sejumlah varietas-varietas asli Meksiko, tepatnya di wilayah-wilayah di bidang-bidang tanah eksperimental rekayasa genetika telah disetujui.Sarukhan menyatakan pada saya kuatnya kehadiran benih-benih asli di Utara Meksiko membuatnya berpikir ulang atas dukungan sebelumnya terhadap uji coba-uji coba jagung rekayasa genetika di negara-negara bagian tersebut.

Menurut Antonio Serratos, seorang peneliti di CONABIO yang turut dalam kajian jagung baru-baru ini, seluruh negara harus dianggap sebagai pusat asal. “anda tak bisa mengisolir hanya pada komunitas dimana kamu menemukan jagung asli,” ujarnya.

Serratos juga mengingatkan saya bahwa bentuk aliran genetika yang paling luas bukan serbuk sari di angin, yang paling luas adalah bulir jagung di kantong rakyat.Petani adalah para pencoba tanpa henti, mencoba setiap jenis jagung merka dapat di tangan mereka untuk melihat apakah bulir jagung itu menghasilkan sesuatu yang berguna.Mereka tidak bisa mengenali dari bulir jagung apakah itu rekayasa genetika atau bukan.Mereka berasumsi itu bukan transgenik. Sehingga jika mereka tanam, serbuk sari itu akan terbang ke tanaman tetangga.

Inilah yang persis terjadi di bagian selatan negara bagian Oaxaca pada tahun 2002, ketika seorang petani agaknya mengambil butir jagung dari distribusi makanan, yang merupakan jagung transgenik atau jagung rekayasa genetika impor, dan menanamnya di tanah mereka. Serratos berkata bahwa kontaminasi semacam ini telah lazim di Meksiko, bahkan sebelum uji coba-uji coba ladang rekayasa genetika belakangan ini. Kajian yang ia lakukan sendiri menemukan kayanya keanekaragaman jagung yang mencengangkan, bahkan di perbatasan kota Meksiko sendiri. Akan tetapi ia juga menemukan kontaminasi transgenik.

Ia memperingatkan, “kita sedang menciptakan hal baru: “jagung transgenik asli”.

Bagaimana Monsanto  bisa mengendalikan bentuk aliran genetika yang lebih luas ini. “Kita tidak bisa benar-benar memastikan bagaimana butir-butir ini berpindah dan dimana mereka berhenti,” kata Oscar Heredia, pejabat Urusan Regulasi Agronomi Monsanto.

Bagi Sarukhan dari CONABIO, ini kesulitan terakhir. “ Saya tidak percaya negara ini memiliki atau akan memiliki kapasitas–untuk mengatur jagung transgenik”, ujarnya.

Keputusan hakim menghentikan ekspansi jagung transgenik, untuk saat ini. Namun Monsanto dan perusahaan-perusahaan bioteknologi lain telah bergabung dengan departmen-departemen pertanian dan lingkungan Meksiko untuk mengajukan banding. Sejauh ini 62 pengajuan banding yang berbeda dan keberatan hukum.Hingga saat ini, sistem pengadilan Meksiko menolak membatalkan keputusan pelarangan jagung transgenik itu. Para pengamat berharap proses hukum itu memerlukan waktu penyelesaian selama satu atau dua tahun.

Ketika gugatan pewakilan kelompok tentang bahaya kontaminasi genetika akhirnya didengar, para penuntut akan punya kesempatan untuk menyampaikan susunan bukti-bukti, dari pemerintah, non pemerintah, dan sumber universitas, tentang sejarah dan adanya kontaminasi rekayasa genetika terhadap jagung asli Meksiko”. Kami menantikan kesempatan itu,” kata Adelita San Vincente, salah satu juru bicara para penuntut.

Diterjemahkan dan dimodifikasi oleh www.beritabumi.or.id dari sumber   publikasi Third World Network berjudul e :GM Maize Face Hurdles in Mexico (10 September 2014) dan  Timothy A. Wise,  Monsanto Meets its Match in the Birthplace of Maize yang diunduh dari 
http://triplecrisis.com/monsanto-meets-its-match-in-the-birthplace-of maize?utm_source=GDAE+Subscribers&utm_campaign=591b2a7943-TW_Monsanto_5_12_2014&utm_medium=email&utm_term=0_72d4918ff9-591b2a7943-49679729

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *