Isu Bumi
  • image01
  • image02
  • image03

ADP: Kerja harus fokus dan maju

Redaksi – 06 Aug 2013

Bonn, Juni 17 (Hilary Chiew) – Kelompok Kerja Ad Hoc tentang Platform Durban untuk Peningkatan Tindakan (The Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action-ADP) menangguhkan sesi kedua pada 13 Juni dengan negara berkembang menyerukan majunya kerja yang fokus dan bergerak di Warsawa pada bulan November.

Imbauan ini dilakukan oleh Kelompok G77 dan China pada pleno penutupan sesi ADP.

[Warsawa, Polandia, adalah tempat dari pertemuan ke-19 dari Konferensi Para Pihak (COP) dari Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change-UNFCCC)].

Selama sesi penutupan, negara berkembang yang tergabung di Like-Minded Developing Countries in Climate Change (LMDC) menyatakan kekhawatiran atas berbagai usulan dan model pada pembagian beban yang mengaburkan tanggung jawab ‘dibedakan’ dan menekankan hanya tanggung jawab ‘umum’ yang bertentangan dengan kepentingan negara-negara berkembang dan juga melanggar konvensi.

Semua negara berkembang menekankan pentingnya adaptasi di bawah kerja ADP dan menyambut kesimpulan agar Sekretariat mempersiapkan “makalah teknis sintesis pengajuan biaya, manfaat dan peluang untuk melakukan adaptasi berdasarkan arah berbeda dari dampak perubahan iklim, termasuk hubungan antara adaptasi dan mitigasi”.

Fiji mewakili Kelompok 77 dan China (G77 dan China) percaya bahwa masih banyak yang harus dilakukan. Untuk itu, kelompok setuju tentang pentingnya pertemuan, disamping pertemuan badan pendukung dan sesi COP, setidaknya dua sesi lagi pada tahun 2014.

Fiji sangat percaya bahwa keputusan Durban (COP 17) dan Doha (COP18) memberikan mandat bagi  kerja ADP. Dalam elemen aliran kerja 1 (work stream 1-WS1) meliputi adaptasi, mitigasi,  keuangan, transfer teknologi, transparansi tindakan dan dukungan, serta pengembangan kapasitas, dan dalam aliran kerja 2 (WS2),tentang rencana kerja untuk meningkatkan ambisi mitigasi untuk mengidentifikasi dan mengeksplorasi pilihan berbagai tindakan yang dapat menutup kesenjangan ambisi untuk menjamin upaya mitigasi tertinggi oleh semua pihak. Fiji juga menggaris bawahi prioritas tinggi kelompok untu kmeningkatkan tindakan adaptasi dan sarana pelaksanaan dalam kerjaADP.

(WS1 berkaitan dengan kesepakatan pasca-2020 untuk disimpulkan di UNFCCC pada tahun  2015 dan WS2 dengan meningkatkan mitigasi ambisi terutama di periode pra-2020).

G77 dan China juga percaya bahwa pekerjaan harus maju dalam modellebih fokus  dan bergerak di Warsawa, dan menekankan perlunya menjaga keseimbangan, baik dari segi konten  dan kemajuan kerja, di kedua work stream. Untuk tujuan ini, G77 dan China menegaskan kembali enam  poin teridentifikasi sebagai posisinya di ADP.

i. Kerja ADP harus berada di bawah Konvensi dan harus berdasarkan pada prinsip-prinsip, dan ketentuan yang berkaitan dengan komitmendan tanggung jawab terkait mitigasi, adaptasi dan saranapelaksanaan;
ii. Proses di bawah ADP tidak harus mengarah pada pengartian ulangatau menulis ulang Konvensi;
iii. Hasil dari ADP harus sesuai dengan tujuan, prinsip-prinsip dan ketentuan sebagaimana diatur  dalam Konvensi, termasuk prinsip-prinsip kesetaraan dan umum tapi dengan tanggng jawab berbeda dan kemampuan masing-masing;
iv. Perundingan di bawah ADP harus menjadi proses bergerak, danharus sepenuhnya inklusif dan  transparan;
v. Kerja ADP harus mengarah pada keseimbangan, ambisius, hasil yang adil dan setara di bawah Konvensi, dan;
vi. Kemajuan tergantung pada pendekatan yang seimbang mencakupmitigasi, adaptasi dan sarana pelaksanaan, sesuai dengan semangatKonvensi.

Fiji menambahkan bahwa dalam kerja di bawah WS2, kepemimpinan negara-negara maju sangat penting.

Dalam hal ini, G77 dan China berharap bahwa amandemen yang diadopsi di Doha terkait periode  komitmen kedua (CP2) dari Protokol Kyoto (Kyoto Protokol-KP) mulai berlaku sesegera mungkin. G77 dan China mendesak semua negara KP untuk melakukan prosedur hukum relevan yang  diperlukan untuk membawa perubahan (amandemen) berlaku sesegera mungkin, dan  meningkatkan ambisi mitigasi mereka pada tahun 2014. Demikian pula, diharapkan Pihak Annex non-KPuntuk meningkatkan ambisi mitigasi mereka dengan cara yang sebanding.

Anggota G77 dan China sudah melakukan bagian mereka dan siap untuk berbuat lebih banyak, tapi  pihak negara maju harus menunjukkan kepemimpinan mereka. G77 dan China berpandangan bahwa hasil kerja di bawah Platform Durban harus memungkinkan kita untuk lebih meningkatkan pelaksanaan penuh, efektif dan berkelanjutan dari Konvensi. Memang,  harus  memperkuat rezim aturan berbasis multilateral agar Konvensi mencapai tujuan utamanya.

Menyadari pentingnya pekerjaan badan-badan pendukung lainnya untuk kemajuan dalam kelompok kerja ini, G77 dan China menyatakan kekecewaan dan keprihatinan yang mendalam atas ketidakmampuan Badan Pendukung untuk Pelaksanaan (Body for Implementation-SBI) untuk mulai kerja pada sesi ke-38 nya. Penundaan ini memiliki potensi pada dampak mendalam kemajuan kerja di bawah ADP. G77 dan China meminta Ketua SBI, lembaga-lembaga terkait di bawah Konvensi dan Para Pihak untuk menyelesaikan kebuntuan ini sebelum awal sesi ke-39 dari SBI (pada bulan November di Warsawa).

Pakistan berbicara untuk LMDC mengatakan keterlibatan kelompok iniberdasarkan pada  peningkatan tindakan pada pelaksanaan Konvensi.Ini adalah mandat kita di ADP. Negara-negara berkembang melakukan bagian mereka. Negara berkembang yang melakukannya bahkan ketika mereka menanggung beban yang tidak proporsional daridampak perubahan iklim dan terus  berjuang dengan tantanganpengentasan kemiskinan dan mencapai pembangunan berkelanjutan. Pakistan menyerukan negara maju untuk memimpin karena tanggung jawab historis dan kemampuan mereka.

Uni Eropa mengatakan diskusi WS1 tentang kesepakatan tunggal, adil dan mengikat secara  hukum pasca-2020 yang berlaku untuk semuaakan memastikan perjanjian dinamis yang akan diperkuat dari waktu ke waktu, menambahkan bahwa 2020 tidak lama dan Para Pihak harus bergerak  maju dengan rasa urgensi. Uni Eropa mengatakan diskusiWS2 membantu Para Pihak untuk memahami  posisi masing-masing,berbagi pengalaman dan menyambut Sekretariat untuk menyiapkanversi kedua dari paper teknis (pada inisiatif mitigasi). Uni Eropa mengatakan format meja bundar telah melayani  dengan baik dan inginmelihat bersama terus struktur yang lebihformal, menambahkan bahwa COP19 harus menyampaikan ambisi yang kuat dan jalur yang jelas bagi perjanjian yang mengikat  secara hukum pada tahun 2015,menghubungkannya ke tahun 2014 dengan ambisi pertemuan tingkat tinggi Sekretaris Jenderal PBB (tentang iklim).

Australia berbicara untuk Grup Umbrella memperhitungkan bahwa meja bundar dan workshop selama satu tahun terakhir telah memberikan blok bangunan penting untuk kesepakatan yang melibatkan semua pihak dan peningkatan tindakan untuk periode pra-2020. Australia mengatakan kelompoknya memahami perannya dalam memimpin upaya global, yang juga akan bergantung pada ambisi semua negara. Dikatakannya antara sekarang dan Warsawa, Para Pihak akan dapat mencerminkan dan mendorong mereka untuk mengambil langkah ke depan. WS1 mengidentifikasi langkah ke depan yang mencakup komitmen di muka dan proses konsultasi tentang apa yang merupakan keadilan, kerangka aturan berbasis dengan kerjasama semua dan menarik ide-ide tentang struktur perjanjian 2015 dengan instansi terkait. Pada WS2, ada berbagai pihak dengan berbagai keadaan dan mendorong kerja pelengkap untuk terus memperkuat ADP untuk memberikan kerangka waktu yang telah disepakati.

Swiss untuk Kelompok Integritas Lingkungan mengatakan, meskipun Para Pihak akan mendapatkan keuntungan dalam format non-negosiasi, dipercayai bahwa di Warsawa, diskusi dalam model yang lebih formal akan bermanfaat untuk menguraikan langkah selanjutnya yang akan diambil. Untuk kemajuan yang efisien, Para Pihak akan mendapatkan keuntungan dari ringkasan laporan landasan bersama. Pada WS1, Swiss melihat pemahaman bersama tentang perjanjian 2015 yang perlu diperluas di Warsawa, yang akan mencakup apa yang merupakan kontribusi yang adil, modalitas komitmen mitigasi termasuk penggunaan lahan, kerangka waktu, unsur adaptasi, keuangan, teknologi pemindahan dan pengembangan kapasitas.

(Diterjemahkan secara bebas dari sumber:http://twnside.org.sg/title2/climate/news/Bonn11/TWN_update24.pdf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *